Gadis Naga Kecil

Dear Nina,

Gadis Naga Kecil, namamu muncul begitu saja ketika aku kebingungan mengirimkan surat hari ini pada selebtweet yang mana. Labirin di otakku seakan membuka secara tiba-tiba tepat di tempatmu berada. Begitu saja. Semudah itu.

Tidak ada yang sia-sia dengan menanyakan kabarmu hari ini. Baik? Semoga saja. Aku berharap semoga kamu bisa tetap berdamai dengan Malang, bagaimanapun cuacanya. Semoga hatimu masih sanggup menjadi hangat (setidaknya untuk dirimu sendiri) ketika hujan, yang akhir-akhir ini kerap turun dengan tiba-tiba. Dan semoga Perguruan Kuburan Kuno masih bisa melindungi dirimu dari apapun itu.

Kalau saja kamu kebingungan dan bertanya kenapa kamu yang aku pilih untuk dikirimi surat hari ini, aku akan menjawabnya dengan dua alasan. Alasan utamanya, karena kamu bisa selalu membuatku kagum juga terinspirasi dengan ide tulisanmu yang penuh warna. Dan akhirnya belum juga mampu membuatku memeluk kata kecewa.

Alasan pendukungnya, karena kamu dengan semua cerita kesederhanaan di masa kecilmu, selalu membuatku terharu dan sadar kalau masa kecilku masih jauh lebih beruntung. Karena kamu dengan hati baikmu, bersedia menjadi salah satu teman baik yang aku punya, dan aku sungguh berterimakasih untuk itu.

Pada intinya, kamu membuatku terinspirasi sekaligus teradiksi. Kecanduan. Apapun itu namanya.

Aku masih menyimpan satu harapan menemuimu suatu hari nanti, setelah kita belum berjodoh di bulan Desember 2013 kemarin. Nanti, pasti kita akan bertemu, aku percaya itu. Dan jika kita bertemu, aku harap kamu tidak perlu repot menyiapkan sebuah Jamuan Istimewa. Menemuimu saja sudah cukup buatku.

Seandainya kamu teramat disibukkan jadwal jaga ataupun jadwal kuliah, kamu tidak perlu membalas surat ini. Cukup tersenyumlah yang manis, ketika kamu selesai membaca.


Surabaya masih mendung, dan rindu buatmu masih saja menggunung.

04.02.2014

Komentar

Postingan Populer