Gerilya
Kepada Ika Fitriana
Hei, Ikafff!
Hari kesepuluh di bulan
Februari kemarin, aku berhasil kamu buat ketawa ngakak pas jam makan siang. Gara-gara
tulisanmu ini, aku sempat cuekin bungkusan makan siangku (tapi ya bukan berarti
nggak butuh makan siang juga, sih). Demi apa? Demi konsentrasi baca suratmu! Hahaha,
gile lu, Ka!
Oke, sekarang gantian aku
yang mau cerita!
Masih ingat tema surat hari
Selasa kemarin, kan? Menulis surat untuk orang asing di foto, yang fotonya
harus diambil sendiri sama si penulis. Jujur, aku sempat sebel sama tema yang
diganti mendadak itu. Kenapa? Soalnya aku sudah bayangin aku bakal kirim surat
buat tokoh animasi favoritku. Daftarnya sudah ada, walaupun belum aku pilih,
sih. Kamu nggak tertarik buat lihat daftarnya? Apa? Nggak mau? Yakin? Pikir-pikir
dulu, gih. Nanti kasih jawabannya ke
aku, setelah kamu selesai baca surat ini.
Jadi, pasca aku baca ada
perubahan tema itu, aku galau. Mikir mau cari objek foto di mana. Otakku lari
ke sana-sini, dan akhirnya… AHA! Pikiranku tertuju ke seorang penjual koran di
daerah pertigaan Ngagel. Kenapa dia? Karena dia bukan penjual koran biasa. Dia seorang
tunadaksa.
Dia cuma punya satu kaki, sebelah
kanan. Setiap hari dia jualan pakai sepasang kruk yang dibuat dari potongan-potongan
kayu dengan sederhana. Sekadar bisa dipakai. Dia jualan di satu tempat aja,
maksudnya nggak keliling-keliling kendaraan yang pada berhenti gara-gara traffic light kayak penjual koran yang
lain gituuu~. Dia bersandar di tiang entah listrik, entah telepon. Udah, gitu
terus, sampai dagangannya habis. Aku mah nggak
pernah tega lihat dia.
Selasa pagi, aku sudah
siap mau ambil fotonya diam-diam. Telepon genggam yang kualitas kameranya lebih
mumpuni, sudah aku taruh di saku celana, biar gampang pas mau ambil foto. Tapi
ternyata oh ternyata, manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang punya kehendak.
Rencana tinggal rencana, Ka! Si bapak penjual koran kayak tahu kalau ada yang mau
curi fotonya. Dia lihatin aku dong yaaaa… Dari raut mukanya, dia kira aku mau
beli koran. Aku pun jadi mikir, oh,
mungkin kalau korannya sudah aku beli, si Bapak bakal alihin pandangannya ke arah
lain, terus bisa deh, aku ambil fotonya.”
Aku belain ke seberang
jalan, ke tempat si bapak. Setelah koran sudah ada di tanganku, dan uang sudah
aku kasih ke si bapak, aku balik lagi ke tempatku semula. Pura-pura masukin koran
ke tas agak lama, dan masih berharap bisa curi foto si bapak.
DAN KAMU TAHU APA YANG
TERJADIIIIII?
PAS AKU LIHAT KE KACA
SPION, TERNYATA BAPAK ITU MASIH AJA ARAHIN PANDANGANNYA KE AKU!
DAN AKHIRNYA APAAAA?
AKU NGGAK BISA AMBIL FOTO
BAPAKNYA DONG YAAAAAAAA! PFFFTTTT~
Gagal total rencana yang
sudah disusun bak Jenderal Soedirman mau berangkat perang gerilya. Be to the te! Bete!
Bukan bete karena dilihatin melulu sama bapaknya, tapi karena bingung, INI MAU
AMBIL FOTONYA SIAPA COBAAA? *nggak santai*
Untung aja, Tuhan masih
sayang sama salah satu makhluknya yang berpipi tembem bernama Vanda Kemala. Dikasih ide lagi dong, mau ambil objek foto di mana. Sosoknya sama-sama penjual koran,
sih. Tapi nggak masalah lah, dan akhirnya, jadi tulisan ini.
Udah ah, itu aja
ceritanya. Kebanyakan cerita ntar malah dikira dongeng pengantar sebelum tidur.
Syukur kalau kamu jadi tidur, tapi kalau malah minta diceritain terus? Ya, kamu
baca cerita dongeng sendiri aja sanaaahh~
12.02.2014
PS:
1. Ternyata jadi stalker di kehidupan nyata itu sulit, Jenderal, eh, Ikafff!(masih mending stalking mantan di dunia maya)
2. Kabarin kalau kamu beneran pengen lihat daftar tokoh animasi yang jadi nominatorku buat terima surat. Oke?
PS:
1. Ternyata jadi stalker di kehidupan nyata itu sulit, Jenderal, eh, Ikafff!
2. Kabarin kalau kamu beneran pengen lihat daftar tokoh animasi yang jadi nominatorku buat terima surat. Oke?
Bahahahak.
BalasHapusJadi, kata si bapak yang mau difoto gini, "Eit, mau moto, ya? Nggak kena, nggak kena.." :B
p.s.:
kamu suka Candy-candy, ya? Ish, cengeng gitu. Mending cengengnya Usagi.
hahahaha, bisa jadi itu Bapaknya ngomong gitu :))
Hapusga suka Candy-Candy, sukanya kamu aja *eh
niat banget ya mo fotoin orang asing? ._______. *sama aja sih kayak aku* x')))))
BalasHapuskita sama! sisi sanguin, eh? x))
Hapuswahahahaa, lucu banget suratnya. aku suka ini :D semangat terus yaa
BalasHapus-ikavuje
hehehe, makasih, Kak Ika :D
BalasHapus