Tanpa Sayap
Selamat pagi dari jalan Raya Gubeng,
Surabaya…
Semalam, entah apa atau siapa, ada yang
berbisik dengan lembut kepada saya, alangkah baiknya kalau surat #30HariMenulisSuratCinta
hari ini dikirim untuk @bookaholicfund. Niat itu datang begitu saja, tanpa
alasan pasti. Bisa saja karena saya harus gigit jari dan menerima “kekalahan” dari
@ManDewi yang melempar harga lelang lebih tinggi. Bisa saja karena saya sudah
tidak bisa lagi menahan haru dan salut yang tinggi kepada para penggagas
@bookaholicfund. Entahlah, terlalu banyak alasan yang tidak mungkin saya sebut
satu per satu.
Sedari awal saya jujur, saya tidak mengenal
seluruh penggagas akun ini. Hanya beberapa orang dan itu pun ada yang baru saja
saya kenal setelah beberapa kali ikut melempar harga. Satu hal yang membuat
saya merasa begitu akrab dengan mereka, karena mereka sama-sama kumpulan
manusia yang ditakdirkan memiliki imajinasi tak terbatas di otak kanannya dan
menuangkannya dalam tulisan. Dekat dengan mereka dan mengunjungi blognya satu
per satu, membuat saya seakan anak hilang arah yang akhirnya menemukan
tempatnya untuk pulang. Seakan apa yang pernah saya tulis di blog, sekadar
coretan tanpa arti dibandingkan dengan tulisan-tulisan apik milik mereka yang
datang dari bermacam-macam genre.
Konon katanya, kita yang manusia biasa,
sama sekali tidak mungkin bisa melihat makhluk Tuhan yang bernama malaikat. Makhluk
yang selalu digambarkan memakai jubah warna putih dan memiliki sayap yang
lebar. Makhluk yang memiliki hati baik, begitu selalu digambarkan di media
apapun.
Tapi kenyataannya, adalah tidak sepenuhnya
benar kalau malaikat itu tidak bisa dilihat. Saya bisa melihat malaikat berhati
baik di tiap penggagas akun lelang buku ini. Mereka adalah malaikat tanpa
sayap. Sekumpulan orang baik yang berniat menolong sesama yang sedang
kesusahan, dengan cara yang mereka bisa. Karena mereka penulis juga pecinta
buku, maka jadilah mereka berkumpul dan membuat lelang buku, sekaligus mengajak
penulis lain di luar sana untuk membuat tulisan. Bagi saya, itu aksi yang jauh
lebih baik daripada sekadar berkata “saya prihatin pada mereka yang terkena
musibah.”
Kamu tidak harus mampu banyak hal lebih
dulu, demi bisa menolong sesama. Bukankah begitu?
Tumpukan kertas pekerjaan sudah menumpuk di
meja kerja, sudah waktunya saya mengerjakan apa yang jadi kewajiban saya di
kantor. Sekali lagi, saya angkat topi, salut, bangga, sekaligus terharu dengan manusia-manusia
berhati malaikat yang tergabung di @bookaholicfund. Semoga niat dan tindakan baik
kalian selalu dicatat Tuhan, dan diberikan kebaikan lain yang selalu melingkupi
hidup kalian masing-masing.
10.02.2014 – masih pagi dan masih berharap bisa
berhasil memenangkan lelang lagi, suatu hari nanti.
Sebenarnya @bookaholicfund itu cuma wadah untuk orang-orang baik seperti Kak Vanda. Semoga selalu dimudahkan dalam segala yang dikerjakan, ya. :)
BalasHapusDoa yang sama buatmu, Kak Rido. :)
BalasHapusSurat kekalahan lelang yang manis :D
BalasHapuskekalahan itu kemenangan yang tertunda, Va. hehehe :p
BalasHapus