Rahasia
Aku benci Harry Potter.
Aku membencinya sejak membaca Harry Potter and the Sorcerer’s Stone. Buku
sampah! Imajinatif, katamu? Bodoh! Sihir itu tidak ada di belahan bumi mana
pun. Bagaimana mungkin kalian bisa tergila-gila sesuatu yang tidak pernah ada? Konyol!
Omong kosong!
Kalian bertanya kenapa aku begini emosinya?
Tentu saja karena Dhea, kekasihku, yang merengek meminta DVD Blue Ray Harry
Potter untuk hadiah ulang tahunnya. Tidak adakah hadiah lain yang bisa dia
minta? Apa pun itu, selain Harry Potter!
“Jak, are
you okay?”
Astaga! Aku terlalu emosi sampai tanpa
sadar membanting sebuah document keeper.
Aku pura-pura tersenyum pada temanku. “Eh, aku
nggak papa. Kenapa? Ada yang bisa aku bantu?”
“Tolong cariin data pajak bulan Desember 2013.
Butuh cepet nih, ada yang perlu diperiksa.”
Aku beranjak ke arah pintu lemari. Sebuah lemari
yang sebenarnya pintu menuju ruangan penyimpanan dokumen. Sekali dorong, pintu
pun terbuka.
“Apa kabar, Jaka?”
DIA!
Lelaki tua berambut panjang keperakan, hidung
bengkok, dan berkacamata bulan separuh menyapaku.
Duniaku seketika gelap.
_____
26.02.2014
*161 kata, tidak termasuk catatan kaki
* itu lemari di kantor, bentuknya sesuai kayak di cerita. bisa dibuka dan ada ruang penyimpanan dokumen di dalamnya. benda yang sepele, kan?
cuma penggemar Harpot yang bisa jawab: HAGRID! Yay! :))))
BalasHapus