Hari Ke-5: Karena Cerita Tidak Berhenti di Sehelai Kain

Menjalin suatu hubungan itu ibarat lagi merajut benang demi benang kebaikan yang kita punya, ke orang yang kita sayang. Satu demi satu, sampai akhirnya jadi sehelai kain, yang nantinya mampu menyerap setiap kenangan. Mau jadi kain yang seperti apa, kita yang jadi designer-nya.

Tapi, apa jadinya kalau hubungan itu berakhir? Sakit? Pastilah! Ibaratnya, kain yang dirajut tadi, tiba-tiba digunting atau dirobek paksa. Walaupun sudah dijaga hati-hati, akhirnya jadi enggak berbentuk, kan?

Di malam tahun baru, ada tweet muncul di linimasa. It's @hauranazhifa.

Kesakitan paling sakit adalah ketika dipaksa melupakan.

Lewat linimasa juga, aku nulis tweet yang nyaris sama.

Kalau @hauranazhifa bilang kesakitan paling sakit adalah ketika dipaksa melupakan, buatku paling sakit adalah ketika disuruh pergi lalu berhenti mencintai.

Dan, yak! Gayung pun bersambut. Si cantik @hauranazhifa kasih jawaban.

@vandakemala tapi dua-duanya bullshit. Melupakan dan mencintai itu, bukan sesuatu yang bisa diatur atau dipaksa.


*tarik nafas dalam-dalam*
*elus dada*
*dada Rio Dewanto* #dikeplak Atiqah Hasiholan!
Oke.


Ada teman yang bilang, mau diatur atau dipaksa itu tergantung hati dan pikiran kita. Sekalipun pikiran dalam keadaan sehat dan sadar kalau "oke! mungkin, perpisahan ini yang terbaik" tapi kadang, kita toh masih berat melepas semuanya. Kenapa coba? Katanya, itu karena hati masih berkehendak, juga memeluk segala ingin untuk berbagi cerita berdua. Tapi balik lagi deh, sekeras apapun berharap untuk cerita yang happy ending, apa iya, ceritanya masih bisa dilanjut? Kan tadi kainnya sudah cacat, sudah robek? Mau ditambal? Ya, coba aja bawa ke permak jeans.

Oke, fokus!

Atur hati lebih dulu deh. Lepas segala harapan. Cukup simpan kenangan baik di helaian kain tadi. Buang yang buruk, yang buat hati sakit juga luka, terus rajut lagi helai kain yang baru, dengan cerita baru. Andai dia memang diciptakan buat kita, seberat apapun rintangannya, dia pasti akan balik ke kita. Logikanya gitu, kan?

Iya, aku tahu kok, pasti banyak yang protes "heh! ngomong aja memang gampang. coba aja lakuin sendiri!"
Ya, kan?
Ya, kaaaannn?
Hayo, ngaku! *ngomong sendiri*


Tapi, at least, kalau Allah yang punya hak buat bawa dia datang ke kamu, bukannya Allah juga, yang pada akhirnya berhak penuh buat ambil dia dari kamu?

Think about it!


05.01.2013

Komentar

Postingan Populer