Hari Ke-10: Percakapan
Aku masih setia, berdiri di sampingnya. Kulirik jam tanganku, sudah 3 jam dia terlelap.
"Sayang, kamu cantik."
Matanya mengerjap, membuka perlahan.
"Kamu ngapain?" tanyanya.
"Nungguin kamu tidur, boleh?"
Dia tersenyum. "Asal kamu enggak capek."
"Capeknya hilang, lihat perempuan secantik kamu. Lagipula, calon suami yang baik harus mau berkorban demi calon istrinya, kan?"
Dia tergelak. "Ngerayu!"
Pintu terbuka. Aku menoleh. Tiga orang berpakaian putih masuk dan segera menghampiri kami.
"Maaf, Anda siapa?" tanya seorang laki-laki dari rombongan itu.
"Calon suaminya. Saya sekadar menemani, apakah ini dilarang?"
"Sebenarnya tidak ada larangan, tapi maaf, dengan berat hati kami minta Anda untuk segera keluar. Autopsi calon istri Anda sebagai korban pembunuhan, akan segera kami mulai."
10.01.2013
"Sayang, kamu cantik."
Matanya mengerjap, membuka perlahan.
"Kamu ngapain?" tanyanya.
"Nungguin kamu tidur, boleh?"
Dia tersenyum. "Asal kamu enggak capek."
"Capeknya hilang, lihat perempuan secantik kamu. Lagipula, calon suami yang baik harus mau berkorban demi calon istrinya, kan?"
Dia tergelak. "Ngerayu!"
Pintu terbuka. Aku menoleh. Tiga orang berpakaian putih masuk dan segera menghampiri kami.
"Maaf, Anda siapa?" tanya seorang laki-laki dari rombongan itu.
"Calon suaminya. Saya sekadar menemani, apakah ini dilarang?"
"Sebenarnya tidak ada larangan, tapi maaf, dengan berat hati kami minta Anda untuk segera keluar. Autopsi calon istri Anda sebagai korban pembunuhan, akan segera kami mulai."
10.01.2013
"Sayang, apakah aku berhalusinasi berbincang denganmu tadi?"
BalasHapusVaaann :'(
*puk-puk Olla*
BalasHapusAduh... kasian :'(
BalasHapus