Hari Ke-11: Warna Pilihanku
Segalanya sudah dipersiapkan.
Gaun lengan pendek dengan panjang selutut, warna putih dengan detail bunga-bunga kecil warna abu-abu, ditambah renda di ujung gaun, sudah aku pilih sebagai pakaian yang pantas untuk acara hari ini. Penata rias terkenal sudah dipesan oleh mama, seakan takut putrinya terlihat tidak cantik.
Padahal, bukankah cantik dari dalam itu lebih mengagumkan?
Warna-warna pastel dipilih untuk memberi warna pada wajahku. Aku diam, tidak sedikit pun protes. Padu padanan warnanya cukup sesuai. Aku terlihat cantik.
Bibirku adalah bagian yang dipermak paling akhir. Penata rias sudah memilih satu warna. Natural Brown.
"Lipstiknya kurang cerah!" teriakku pada penata rias jenazahku.
Dia terkejut, lalu segera menggantinya dengan warna Magenta Pink.
Aku tersenyum puas.
11.01.2013
diadopsi dari Fiksi Mini Rush (@FMRush) @vandakemala:
"Lipstiknya kurang cerah!" teriakku pada penata rias jenazahku.
Gaun lengan pendek dengan panjang selutut, warna putih dengan detail bunga-bunga kecil warna abu-abu, ditambah renda di ujung gaun, sudah aku pilih sebagai pakaian yang pantas untuk acara hari ini. Penata rias terkenal sudah dipesan oleh mama, seakan takut putrinya terlihat tidak cantik.
Padahal, bukankah cantik dari dalam itu lebih mengagumkan?
Warna-warna pastel dipilih untuk memberi warna pada wajahku. Aku diam, tidak sedikit pun protes. Padu padanan warnanya cukup sesuai. Aku terlihat cantik.
Bibirku adalah bagian yang dipermak paling akhir. Penata rias sudah memilih satu warna. Natural Brown.
"Lipstiknya kurang cerah!" teriakku pada penata rias jenazahku.
Dia terkejut, lalu segera menggantinya dengan warna Magenta Pink.
Aku tersenyum puas.
11.01.2013
diadopsi dari Fiksi Mini Rush (@FMRush) @vandakemala:
"Lipstiknya kurang cerah!" teriakku pada penata rias jenazahku.
Komentar
Posting Komentar