Akhirnya Aku Balas, Kan?
Surabaya, 22 Januari 2013
Hey Bas,
Maaf, sudah buat kamu menunggu balasan surat "apa kabar, kamu?" terlalu lama. Aku tahu, 4 hari itu bukan waktu yang singkat untuk menunggu sesuatu yang diharap-harap cemas. Padahal, aku janji membalas suratmu secepatnya. Mau maafin aku, kan?
Kamu, apa kabar, Bas? Semoga kamu baik-baik di ibukota sana. Duh, aku ngeri setengah mati baca atau dengar berita soal banjir Jakarta. Sulit membayangkan kalau aku ada di sana. Sekalipun kamu bilang, kamu ada di daerah yang aman dari banjir, semoga kamu tetap sehat, ya. Aamiin.
Kerjaanku? Menggila! Tumpukan berkas sudah sering buat meja kerjaku kayak kapal pecah. Masih "kayak" lho, ya, belum pecah sungguhan, hehehe. Ini sengaja meluangkan waktu pas jam istirahat, demi balas suratmu.
Soal nikah? Iya, iya. Doakan yang terbaik buat sahabatmu, ya, Bas. Enggak tahu kenapa, jodohnya masih malu-malu buat muncul. Bagaimana denganmu? Sudah punya pacar? Ah, semoga kamu sudah bertemu dengan orang yang bisa memberi warna pelangi di hidupmu. Aku bahagia kalau sahabatku bahagia.
Apa kabar, Jakarta? Selain lagi musim rambutan seperti tweet-mu dini hari tadi? Hujan kah sekarang? Nikmati hujan itu, Bas. Hirup dalam-dalam aroma petrichor. Di kotaku, rintik-rintik hujan bermesraan dengan bumi, nyaris setiap sore. Dingin. Sejuk. Sesekali, aku membayangkan menikmati hujan denganmu, di tempat yang sama. Kita duduk bersebelahan juga asyik membahas hal-hal konyol, yang entah itu apa. Aku larut berharap, tapi bukankah harapan itu juga doa?
Aku selalu terharu, juga tersentuh setiap kali kamu membahas pin Pos Cinta. Kenapa? Karena itu pin kenang-kenangan dari gathering #30HariLagukuBercerita dan persis setelah kamu terima, kamu langsung bilang punya niat kasih pin itu ke aku, orang yang belum pernah kamu temui sama sekali. Mau lebih drama? Aku terharu setiap kamu bilang, "pin-nya masih aman, aku simpan baik-baik di lemari." Itu hal termanis yang pernah aku dengar dari kamu.
Iya, aku masih ingat semuanya. Janji mengajakmu ke pasar malam, menyicip makanan, juga segala macam kesukaanku di Surabaya. Bahkan aku masih ingat gurauanmu tentang gulali yang akan kita habiskan berdua sambil saling berebut! Tapi, apalah kita ini. Janjiku masih belum terwujud, kamu sudah menjanjikan hal lain dini hari tadi. Menemaniku keliling Jakarta! Ah, mari kita tetap mengikat janji juga doa untuk bertemu suatu hari nanti.
Bas, jam istirahatku habis. Tumpukan berkas sudah berlarian lagi di depanku, padahal rinduku masih subur jadi belukar. Kita lanjut kapan-kapan, ya? Semoga bukan lagi lewat surat, tapi lewat pertemuan entah di Surabaya, Jakarta atau di kota manapun takdir membawa kita. Aku percaya.
#TitikDuaKurungTutup
Sahabatmu, di Surabaya
PS:
Aku berharap, bisa melihatmu siaran suatu hari nanti.
Komentar
Posting Komentar