Selamat Tinggal, Lara
"Aku ga mau ribut-ribut, aku masih sayang kamu. Aku ga ingin kita pisahan, aku ga bisa kalau ga ada kamu", ujar pria di depanku.
Aku menatapnya lemah. "Aku ga bisa jalani ini lagi, sayang. Aku capek jadi pacar diam-diam, yang selalu kamu sembunyikan dengan alasan apapun. Aku sudah habis...", jawabku dalam hati.
"Kalau aku sekedar butuh kamu, buat apa aku sampai harus buru-buru terbang dari Jakarta ke Surabaya demi ketemu kamu? Kamu yang selalu kasih aku semangat, yang buat aku kuat, yang selalu ada di suka dukaku".
"Demi Tuhan, mengertilah perasaanku. Apa kamu memang ingin suka membuatku sedih? Aku capek menahan perih". Aku membuang muka, meredam air mata yang nyaris jatuh.
"Jangan pergi. Aku mohon", ujarnya sambil memegang telapak tanganku dan meremasnya lembut.
Aku menarik telapak tanganku perlahan, menahan daya elektromagnetik yang mungkin dia hantarkan lewat genggamannya. Pesonanya masih terlalu kuat. Sayangku belum melulu habis buatnya.
"Maaf, perasaanku sudah mati", ujarku sedikit berbohong, "selamat tinggal, Yoda".
Aku beranjak. Meninggalkannya di salah sudut kafe tempat kami pernah berbagi tawa, dengan pandangannya paling hampa.
Setumpuk duka lara ikut tertinggal bersamanya.
07.11.2012
Aku menatapnya lemah. "Aku ga bisa jalani ini lagi, sayang. Aku capek jadi pacar diam-diam, yang selalu kamu sembunyikan dengan alasan apapun. Aku sudah habis...", jawabku dalam hati.
"Kalau aku sekedar butuh kamu, buat apa aku sampai harus buru-buru terbang dari Jakarta ke Surabaya demi ketemu kamu? Kamu yang selalu kasih aku semangat, yang buat aku kuat, yang selalu ada di suka dukaku".
"Demi Tuhan, mengertilah perasaanku. Apa kamu memang ingin suka membuatku sedih? Aku capek menahan perih". Aku membuang muka, meredam air mata yang nyaris jatuh.
"Jangan pergi. Aku mohon", ujarnya sambil memegang telapak tanganku dan meremasnya lembut.
Aku menarik telapak tanganku perlahan, menahan daya elektromagnetik yang mungkin dia hantarkan lewat genggamannya. Pesonanya masih terlalu kuat. Sayangku belum melulu habis buatnya.
"Maaf, perasaanku sudah mati", ujarku sedikit berbohong, "selamat tinggal, Yoda".
Aku beranjak. Meninggalkannya di salah sudut kafe tempat kami pernah berbagi tawa, dengan pandangannya paling hampa.
Setumpuk duka lara ikut tertinggal bersamanya.
07.11.2012
Komentar
Posting Komentar