#FF100Kata: Budak Pemimpi
Kami
adalah budak pemimpi.
“Kalau
besar nanti, aku mau jadi dokter! Sembuhin banyak orang. Keren, kan?” celoteh Ardi
riang.
“Biasa aja…” komentarku
dalam hati.
“Kalau
aku mau jadi notaris. Banyak duitnya. Nggak kalah keren sama dokter!” ujar Dhea
sambil mencibirkan bibirnya ke Ardi.
“Dokter
lebih keren!” bantah Ardi.
“Enggak!
Notaris yang keren!” tukas Dhea.
Mereka
terus bertahan pada keyakinannya masing-masing dan baru berhenti ketika aku
mengetukkan penggaris ke meja.
“Eh…
Doni besok mau jadi apa?” selidik Dhea.
“Nggak
ribet. Aku mau jadi suaminya Dhea aja. Keren, kan?” jawabku sambil berkedip
genit ke arah Dhea.
Dhea
terkesiap. “Mamaaaa… Dhea mau muntah!”
_____
12.09.2014
*
Tema: Budak, genre: komedi (entah ini komedi atau bukan. Kayaknya bukan deh. Huvt~)
*
Catatan: budak menurut KBBI ada dua:
1.
Anak; kanak-kanak
2.
hamba; jongos; orang gajian
---
jadi, aku pilih yang pertama, ya. :)
Astaga, comelnya budak-budak nih. BTW berati si aku ini mukanya jelek sampai adik kecil itu muntah? Aku ga ngerasa ini komedi soalnya Vanda cocoknya tulis sesuatu yang menyayat hati alias yg bikin sedih kya yg tema kertas kemarin:'D
BalasHapus