Sayang dibuang!
@vandakemala : Melukis mega di langit pagi dg kata ditemani strawberry. Awan kelabu, ajak serta angin... bawa pergi ingatan sendu. Cc: @celotehandri
@celotehandri : lalu kbr tentang senyum itu, ku rasa kembali dibusurkan dan harus ku. harus !.
@vandakemala : malaikat riuh, saling tersipu dalam jaring busur yang tersimpul erat di bibir ranum..
@celotehandri : merah, bagai mawar belaka di bulan februari. apakah begitu bibir itu meranum ?.
@vandakemala : sesaplah mesra walau sedetik, rengkuh dalam dekap manja berselimut lembayung senja di hangatnya April
@celotehandri : ahh...mendengarnya, peluk itu enggan dibujuk. melingkar binal mau menemu yang terapal itu. :-D
@vandakemala : jamah setiap inci tubuh, enggan mengalah dengan waktu merambat kejam, jangan ada sesal terbuang lisan, jangan! :D
@celotehandri : pastinya, pun kutelakan semakin jurang. segala kita hingga purnama raya. ahh...tak cukup sabar aku.
@vandakemala : sabarkan diri dengan bercumbu dg aroma malam dalam desah ribuan bintang. Tak apa jika hanya sabit yang muncul malu-malu
@celotehandri : dan kamu, melulu Tuhan mendidik arah kemana jejak itu akan diniatkan, diakhirkan. #demikian
Bergelut dalam gubahan kata
Jari menari di tiap tuts keyboard, lincah
Terlalu sayang dibuang!
Ini aku, merangkum tweet demi tweet...
Thanks to @celotehandri
Melukis mega di langit pagi dg kata ditemani strawberry. Awan kelabu, ajak serta angin... bawa pergi ingatan sendu.
BalasHapusLalu, apakbr tentang senyum itu ? . Ku rasa kembali dibusurkan telak, dan harus ku. harus !.
Ahh...malaikat riuh, saling tersipu dalam jaring busur yang tersimpul erat di bibir ranum. Merah bagai mawar belaka di bulan februari. Apakah begitu bibir itu meranum ?, meranum hingga lembayung senja menghangat ke dekapan April ?.
Ahh...mendengarnya, peluk itu enggan dibujuk. melingkar binal mau menemu yang terapal itu. dan menjamah setiap inci tubuh, enggan mengalah dengan waktu merambat kejam. Lalu... "jangan ada sesal terbuang lisan, jangan !", pintamu.
Pastinya, pun kutelakan semakin jurang. segala kita hingga purnama raya pun bercumbu dg aroma malam dalam desah ribuan bintang. Tak apa jika hanya sabit yang muncul malu-malu. Dan kamu, melulu Tuhan mendidik arah kemana jejak itu akan diniatkan, diakhirkan.
Demikian.
*note : kapan2 kita berpacu dlm puisi lagi yh van ? :-D
86! ditunggu di pacuan :D
BalasHapus