Penantian 58 Hari

Kami setia menemaninya. Mendampingi sambil sesekali melantunkan dzikir demi dzikir kepada Sang Pencipta dengan perlahan ke telinganya. Berharap beliau mau mengikuti ucapan kami walau dengan lirih. Bukan keras pelannya yang dinilai, tapi niat dari hati.

Sejak beliau terjatuh dari tempat tidur, kesehatannya semakin turun drastis. Makanan yang kami suapkan, lambat laun semakin sukar tertelan. Kami dilanda kesedihan. Sebenarnya kami sudah ikhlas melepasnya, tapi Allah seakan masih menghendaki beliau berkumpul dengan kami, para keturunannya.

Adakah yang lebih pilu daripada menunggu datangnya malaikat Izrail, sang pencabut nyawa?

Tepat hari ke-58 setelah jatuh, beliau akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir. Tangisan dan doa kami mengantar kepergiannya. 13 November 2011.


-In Memoriam, Oma Marjam Soeprodjo-

***

03.12.2012

111 Kata
Theme : Menunggu

Komentar

Postingan Populer