#Mendua
Dia menarik selimut untuk
menutupi tubuh telanjangnya tepat saat selulerku berbunyi.
“Siapa, sayang?”
“Entahlah”. Jawabku setelah
sepintas menengok layar seluler dan tergesa menekan tombol reject.
“Nomor ini amat sering menelponku tapi
aku sama sekali tidak pernah mengenalnya. Aku juga tidak tahu apa perlunya.”
“Memang seberapa sering dia
menelponmu, sayang? Sini, coba aku lihat…siapa tahu aku mengenalnya”
“Sudahlah, tak perlu kau
pikirkan. Abaikan saja…”
Dengan segera aku menaruh selulerku
ke meja di samping tempat tidur dan mengacuhkan permintaannya. Lalu aku menggeser
tubuhku untuk rebah di sampingnya dan mendekapnya erat. Rapat, hangat, akrab.
Sesekali aku membelai rambut panjangnya. Tak lama, dia pun terlelap dalam dekapanku.
Ah, kekasih gelapku ini sama
sekali tidak perlu tahu, istriku lah yang menelponku tadi.
Komentar
Posting Komentar