#Umbul-umbul

Mari aku beritahu. Tentang suatu masa, saat aku dibiarkan dengan amat sengaja untuk mempercantik suasana. Menambah semarak. Memberi warna lebih di tiap sudut kota hingga di pelosok daerah terpencil sekalipun. Ketika manusia seakan saling berlomba untuk menyambung warna demi warna meriah hingga terangkai jadi satu kesatuan. Merah, putih, biru, hijau...hampir semua warna, kecuali hitam dan abu-abu.

Konon, ini masa yang penting bagi manusia yang ada di salah satu belahan bumi dengan label negara bernama Indonesia, untuk menyambut kemerdekaan mereka, yang jatuh di bulan kedelapan, tepatnya di tanggal tujuh belas.

Ah, tidakkah kamu melihatku berkibar dengan gagah? Mereka biasanya memang sekedar mengikatku di sebuah tiang bambu dengan diameter yang tidak lebih dari tiga sentimeter. Tiang bambu itu seakan menjelma menjadi kaki bagiku. Tapi itu bukan masalah, aku tetap berani dan tegar menantang angin yang berhembus, pun matahari dengan teriknya.

Masaku memang hanya sebentar. Paling cepat selama dua minggu. Tapi terkadang, ada yang berbaik hati memberiku masa hingga satu bulan. Itu sudah cukup bagiku, dibanding harus terus menerus disembunyikan di kotak dus bekas air mineral yang rapat dan pengap selama sebelas bulan. Sesekali aku mengeluh, karena setelah habis masaku, mereka biasanya sekedar menaruhku kembali di kotak dus itu, tanpa melipatku dengan rapi. Lalu mengambil segala cara agar aku bisa kembali termuat di kotak dus yang sama, sekalipun aku harus tertumpuk dan saling tindih dengan teman-temanku yang lain. Dan akhirnya, ketika di tahun berikutnya aku bersolek...hanya kusut tubuhku yang mereka lihat. Ah, aku bermimpi seandainya mereka sudi merawatku dengan lebih baik.

Angin masih setia mengibarkanku, pun matahari yang menemani. Dengan sedikit kekusutan yang ada di tubuhku, aku tersenyum bangga di sisi halaman luar sebuah rumah, tepat di pinggir jalanan penuh kendaraan melintas.




08.08.2012
di sembilan hari menuju ulang tahun negaraku.

Komentar

Postingan Populer