Kamu, Selamat Tinggal
Sudut ruangan. Rutinitas seperti biasa layaknya hari lain. Berkutat di depan komputer dengan wallpaper pilihan bergambar seekor kucing gendut. Berteman sebungkus manisan cokelat. Bersebelahan dengan setumpuk berkas kerja yang lengkap dengan data-data akurat.
Tepat saat sore mulai turun, aku berdansa dengan kepiluan yang aku buat sendiri. Kembali ingat tentang cerita lalu. Cerita yang pernah aku rangkai dengan manis.
Aku berharap aku bisa lupa. Lupa kamu. Lupa semua kenanganmu. Kita.
Pertemuan setelah jam kerja. Keributan memilih tempat makan bersama. Saling suap makanan pilihan masing-masing. Berbagi kepenatan di tempat kerja. Sentuhan dan genggaman tangan yang erat. Tatapan penuh bius. Doa dan harapan untuk hal yang lebih baik di esok hari.
Rencana menikah. Impian tempat foto pre-wedding. Pilihan warna dan model undangan pernikahan. Design baju resepsi dengan kombinasi adat. Tujuan honeymoon. Daftar undangan. Catering dengan makanan paling enak.
Rencana menikah. Impian tempat foto pre-wedding. Pilihan warna dan model undangan pernikahan. Design baju resepsi dengan kombinasi adat. Tujuan honeymoon. Daftar undangan. Catering dengan makanan paling enak.
Aku mendesah. Seharusnya itu sudah masa lalu. Sudah bukan hal yang perlu aku ingat.
Seharusnya kenangan itu juga ikut berlalu dan sudi kamu bawa pergi ke surga, tempatmu menjadi kekal, abadi. Lalu biarkan aku mulai segalanya dari awal lagi, tanpamu.
Kita mungkin sudah tidak berjodoh, itu yang orang-orang bilang untuk membesarkan hatiku. Andai mereka tahu, aku bosan mendengar kata-kata itu. Klise.
Ah, di sini mulai sesak. Genangan air mata mulai sulit aku bendung. Aku, habis sudah.
Malam menjemput. Matahari mulai kehilangan hangatnya. Seperti aku yang mulai kehilangan jejak bayanganmu.
09.08.2012
saat hati keras membujuk untuk berdamai dengan diri
Kita mungkin sudah tidak berjodoh, itu yang orang-orang bilang untuk membesarkan hatiku. Andai mereka tahu, aku bosan mendengar kata-kata itu. Klise.
Ah, di sini mulai sesak. Genangan air mata mulai sulit aku bendung. Aku, habis sudah.
Malam menjemput. Matahari mulai kehilangan hangatnya. Seperti aku yang mulai kehilangan jejak bayanganmu.
09.08.2012
saat hati keras membujuk untuk berdamai dengan diri
Komentar
Posting Komentar