Rahasiaku
“bring back all of the
things I’ve ever given to you…”
Pria di hadapanku terdiam sesaat setelah membaca pesan
singkat dari wanita yang pernah membuat kisah cinta bersamanya. Wanita yang
beberapa hari terakhir rajin mensupply otak
pria itu dengan beberapa kerumitan. Wanita yang akhirnya membuat pria ini rajin
menceritakan kisahnya kepadaku. Lambat laun, pria ini tampak enggan membalas
pesan singkat itu…
“I love you, still…it’ll
never change”
Pesan singkat itu kembali muncul di smartphone miliknya. Sekilas, pria ini menunjukkan pesan singkat
itu kepadaku. Aku mengangguk pelan, merasa mengerti kesulitannya. Anggukan yang
akhirnya memaksaku untuk ikut larut dalam dunianya, dalam arus kehidupannya. Meskipun aku enggan untuk larut dalam masalahnya.
Sayang?
Wanita itu memiliki cara sendiri menyayangi pria ini. Sel-sel di otakku berlarian dan menyimpulkan ada yang aneh dengan rasa sayang itu.
Wanita itu tanpa henti dan lelah terus mengejar pria ini. Setiap waktu. Kapanpun
itu.
Wanita itu menyayangi dengan besarnya egoisme untuk memiliki.
Menuntut tanpa henti agar pria ini memberi perasaan lebih dari sekedar sayang. Menuntut
menit demi menit. Detik demi detik. Berharap bisa kembali mengulang kisah lalu,
bernostalgia dalam irama manis dengan alunan nada cinta.
Itukah sayang?. Yang aku tahu, sayang itu tidak menuntut.
Sayang adalah getaran manis tentang memberi dan menerima. Alunan lembut
penyalur semangat ketika lemah dan penyumbang energi ketika kuat. Saling melengkapi.
Saling memahami…
Pria di hadapanku resah. Gurat wajahnya menyiratkan gelisah.
Pandangannya penuh dengan ungkapan luka. Sedangkan aku?
Yang kulakukan hanya berusaha membuatnya tegar. Aku merasa
itu sudah seperti kewajibanku. Pria ini tidak perlu tahu perasaanku yang sebenarnya.
Tentang perasaanku yang pilu dan hancur, melihat pria ini tersakiti. Juga tentang
perasaan aneh yang aku rasakan setiap kali bertemu pria ini. Sebuah perasaan rahasia.
Mencintai pria ini setulus hati.
Komentar
Posting Komentar