just do your best
Hei, lovely world! Di blog ini, mendadak saya flashback cerita hidup saya sekitar 7 tahun yang lalu, persis waktu saya sudah yakin dengan pilihan program studi yang mau ditempuh di Perguruan Tinggi. Pilihan itu Teknik Lingkungan ITS, Perencanaan Tata Wilayah dan Kota (Planologi) ITS dan Hukum Unair. Pasca perjuangan panjang, yak!...nasib menggiring saya jadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Perjuangan belum berakhir disitu. Dalam rentang waktu 4 tahun, finally tercantumlah titel "S.H." di belakang nama saya. Yup...I'm Vanda Kemala Sari, S.H. Di satu sisi, itu kebanggaan luar biasa dan di sisi lain, itu suatu tantangan baru, karena pasti akan ada Universitas Kehidupan yang selanjutnya harus saya tempuh.
Well, perjuangan saya selama 4 tahun sebagai mahasiswa hukum itu tidak mulus lho... Ada salah satu anggota keluarga yang menolak bahkan jelas-jelas bilang kalau beliau ini tidak suka jurusan hukum! Menurut saya, alasannya agak "rasis" deh...hukum itu termasuk jurusan sosial, jurusannya orang yang males belajar. Wow! Buat saya itu amat sangat menyakitkan. Itu jurusan yang saya pilih dengan berbagai macam pertimbangan, setelah bolak-balik ganti pilihan program studi, pasca berulang kali konsultasi ke banyak pihak. Dan ternyata, pilihan itu dianggap sepele. Oh, great!
Sebutlah saya punya sosok yang selalu memotivasi saya, kapanpun itu. Panggilan khusus untuk beliau, Daddy. Beliau motivator paling ulung di kehidupan saya, number one, numero uno! Mario Teguh kalah deh...hehehe. Beliau ini yang biasanya selalu bikin dingin pikiran juga perasaan saya pas lagi emosi juga kecewa berat gara-gara penolakan dari anggota keluarga saya tadi. Inti dari kata-katanya memang sama tapi penyampaiannya itu lho! Selalu luar biasa tenang juga sabar. Dan itu yang saya suka...karena terkesan memberi masukan bukan menggurui.
Back to the topic, sampai saya lulus jadi sarjana, gelar S.H. itu seakan-akan tetap tidak diakui. Sampai akhirnya saya dapat kerja pertama, gaji pertama...itu tidak bisa dirubah. Sedih? Itu pasti! Karena saya yang menjalani, saya yang melakukan hidup saya, pahit getirnya saya lewati juga rasakan sendiri. Setiap peluh bahkan air mata pas kejar dosen pembimbing atau dosen penguji demi tanda tangan di skripsi, mana pernah beliau tahu? Tapi, selalu dan selalu...Daddy juga mama saya tanpa pernah lelah selalu memberi semangat, saran yang sempurna membuat saya survive. Badai pasti berlalu laaahhh....
Until last night, mama mendadak minta dibuatkan draft perjanjian sewa menyewa yang harus dibawa hari ini keluar kota. Itu sudah jam 7 malam, jadi waktu yang ada cuma sedikiiittt. Pasca komunikasi apa yang mama mau di perjanjian itu, dibuat draftnya, selesai! Sebelum mama berangkat keluar kota, dibaca juga dicek, hasilnya oke! Disinilah, kesedihan juga rasa kecewa saya hilang dengan sendirinya.
Yang mama lakukan cuma memberi sebuah sentuhan juga mengelus punggung saya dan bilang "untung, salah satu anaknya mama ada yang dari jurusan hukum". Itulah...kalimat itu yang meruntuhkan semua kesedihan, perasaan ditolak juga seluruh kegalauan saya selama ini. Perasaan bersalah karena sudah mengambil jurusan hukum, seketika hilang entah kemana. Badai akhirnya pergi dan matahari itu muncul di saat yang luar biasa tepat dan indah!
This is it! Penolakan atas apa yang kita tempuh atau jalani, pasti akan selalu timbul pro kontra dari pihak manapun. Itu pasti! Tapi apapun yang terjadi, bertahanlah. Berpegang teguh pada apa yang sudah kamu raih hingga saat ini dan percaya bahwa tidak akan ada yang salah dengan keputusan itu, sejauh kita juga berani bertanggung jawab atas kehidupan juga keputusan yang kita jalani. Semua sudah ada koridornya masing-masing. Dan satu hal yang pasti, percayalah....bahwa semua akan indah pada waktunya :)
Perjuangan belum berakhir disitu. Dalam rentang waktu 4 tahun, finally tercantumlah titel "S.H." di belakang nama saya. Yup...I'm Vanda Kemala Sari, S.H. Di satu sisi, itu kebanggaan luar biasa dan di sisi lain, itu suatu tantangan baru, karena pasti akan ada Universitas Kehidupan yang selanjutnya harus saya tempuh.
Well, perjuangan saya selama 4 tahun sebagai mahasiswa hukum itu tidak mulus lho... Ada salah satu anggota keluarga yang menolak bahkan jelas-jelas bilang kalau beliau ini tidak suka jurusan hukum! Menurut saya, alasannya agak "rasis" deh...hukum itu termasuk jurusan sosial, jurusannya orang yang males belajar. Wow! Buat saya itu amat sangat menyakitkan. Itu jurusan yang saya pilih dengan berbagai macam pertimbangan, setelah bolak-balik ganti pilihan program studi, pasca berulang kali konsultasi ke banyak pihak. Dan ternyata, pilihan itu dianggap sepele. Oh, great!
Sebutlah saya punya sosok yang selalu memotivasi saya, kapanpun itu. Panggilan khusus untuk beliau, Daddy. Beliau motivator paling ulung di kehidupan saya, number one, numero uno! Mario Teguh kalah deh...hehehe. Beliau ini yang biasanya selalu bikin dingin pikiran juga perasaan saya pas lagi emosi juga kecewa berat gara-gara penolakan dari anggota keluarga saya tadi. Inti dari kata-katanya memang sama tapi penyampaiannya itu lho! Selalu luar biasa tenang juga sabar. Dan itu yang saya suka...karena terkesan memberi masukan bukan menggurui.
Back to the topic, sampai saya lulus jadi sarjana, gelar S.H. itu seakan-akan tetap tidak diakui. Sampai akhirnya saya dapat kerja pertama, gaji pertama...itu tidak bisa dirubah. Sedih? Itu pasti! Karena saya yang menjalani, saya yang melakukan hidup saya, pahit getirnya saya lewati juga rasakan sendiri. Setiap peluh bahkan air mata pas kejar dosen pembimbing atau dosen penguji demi tanda tangan di skripsi, mana pernah beliau tahu? Tapi, selalu dan selalu...Daddy juga mama saya tanpa pernah lelah selalu memberi semangat, saran yang sempurna membuat saya survive. Badai pasti berlalu laaahhh....
Until last night, mama mendadak minta dibuatkan draft perjanjian sewa menyewa yang harus dibawa hari ini keluar kota. Itu sudah jam 7 malam, jadi waktu yang ada cuma sedikiiittt. Pasca komunikasi apa yang mama mau di perjanjian itu, dibuat draftnya, selesai! Sebelum mama berangkat keluar kota, dibaca juga dicek, hasilnya oke! Disinilah, kesedihan juga rasa kecewa saya hilang dengan sendirinya.
Yang mama lakukan cuma memberi sebuah sentuhan juga mengelus punggung saya dan bilang "untung, salah satu anaknya mama ada yang dari jurusan hukum". Itulah...kalimat itu yang meruntuhkan semua kesedihan, perasaan ditolak juga seluruh kegalauan saya selama ini. Perasaan bersalah karena sudah mengambil jurusan hukum, seketika hilang entah kemana. Badai akhirnya pergi dan matahari itu muncul di saat yang luar biasa tepat dan indah!
This is it! Penolakan atas apa yang kita tempuh atau jalani, pasti akan selalu timbul pro kontra dari pihak manapun. Itu pasti! Tapi apapun yang terjadi, bertahanlah. Berpegang teguh pada apa yang sudah kamu raih hingga saat ini dan percaya bahwa tidak akan ada yang salah dengan keputusan itu, sejauh kita juga berani bertanggung jawab atas kehidupan juga keputusan yang kita jalani. Semua sudah ada koridornya masing-masing. Dan satu hal yang pasti, percayalah....bahwa semua akan indah pada waktunya :)
Komentar
Posting Komentar