Rindu Dari Timur
Oh jauh sekali rumahmu
Kangen rindu semua ada
Selalu ada untukmu kekasih...
Apa kabar cantik?
Di senjaku hari ini, aku mencoba meramu teh di gelas bergambar Donald Duck pemberianmu, dengan lebih kental, lain dari yang biasa aku minum. Aku sengaja menambah beberapa daun teh di dalamnya, sampai akhirnya terasa seperti teh yang biasa kamu minum, minuman ranking satu buatmu. Bukan apa-apa. Aku hanya belajar menyelami duniamu, mengerti apa yang kamu suka. Hal kecil tentang banyak sedikitnya jumlah daun teh yang kerapkali kita debatkan bersama. Berharap dari apa yang aku lakukan di senja ini, bisa sedikit menyembuhkan aku dari segala peluh rindu yang sudah memeluk mesra dan enggan disudahi sejak tiga hari terakhir ini. Rindu yang tak berbalas. Rindu yang tak kunjung mendapat jawaban dari hatimu. No call, SMS, e-mail...nothing.
Jauh berpuluh ribu kilometer jarak darimu, adalah satu-satunya hal yang aku benci tapi telah dengan telak aku lakukan. Ini sama sekali bukan inginku, kamu ada di ujung Barat Indonesia sedangkan aku ada di Timur. Ini sepenuhnya mau orangtuaku. Ingin memperluas jaringan kerjasama di Timur, bukankah itu alasan klasik demi memisahkan kita? Aku jemu. Aku tak ubahnya burung yang terkurung rapat dalam kurungan emas. Mewah..menawan tapi mengenaskan.
Ku ingin menikmati sepenggal malam ini
Ku tak tahu adakah dayaku?
Lalu Aldira sayang, masihkah kamu mengikat satu janji setia denganku? Melagukan dengan lirih setiap lagu kenangan yang kita punya. Usher - You'll Be In My Heart, mungkin? Kemudian melangkahkan kaki dengan ringan dan lincah ke tempat kita biasa meleburkan rindu yang sudah saling penuh hingga tumpah ruah dari wadahnya. Dan akhirnya, membisikkan namaku dengan syahdu di penghujung malammu dan berharap kamu akan tertidur lelap dalam pelukanku.
"Aku ga butuh selimut, aku cuma butuh kamu memelukku erat dan memastikan aku akan bermimpi segala yang indah tentang kamu, tentang kita..."
Masih seperti itukah aku di sanubarimu?
Aku berusaha tetap merangkum remah demi remah bayangan dari senyumanmu, yang selalu menggugah semangatku. Aku merapal doa, semoga kamu hanya sekedar alpa memberi kabar. Bukan dengan sengaja menghilangkan aku perlahan lalu mengganti posisiku dengan Mas Abdi, sosok laki-laki pilihan orang tuamu, yang akhir -akhir ini rajin kau ceritakan. Aku harap, aku masih memiliki kesempatan untuk pulang dan kembali pada hatimu, lalu menepati setiap janji yang dulu sempat kuucapkan. Aku pasti pulang dan menghapus jarak ini, percayalah...
Cinta menjadi suatu alasan yang besar, untuk menantimu lalu berkeras hati untuk melewati semuanya dengan tenang dan mempertahankan segalanya yang sudah kita bagi berdua.
Aku menyayangimu dengan hebat, walaupun (mungkin) dengan cara yang sederhana.
Seandainya aku bisa terbang, kan kujelang engkau kekasih
Seandainya aku bisa terbang, kan kugapai engkau kekasih
Dan kupeluk engkau sungguh, untuk selamanya...
Wanita yang mencintaimu.
Almira
09.09.2012
Kangen rindu semua ada
Selalu ada untukmu kekasih...
Apa kabar cantik?
Di senjaku hari ini, aku mencoba meramu teh di gelas bergambar Donald Duck pemberianmu, dengan lebih kental, lain dari yang biasa aku minum. Aku sengaja menambah beberapa daun teh di dalamnya, sampai akhirnya terasa seperti teh yang biasa kamu minum, minuman ranking satu buatmu. Bukan apa-apa. Aku hanya belajar menyelami duniamu, mengerti apa yang kamu suka. Hal kecil tentang banyak sedikitnya jumlah daun teh yang kerapkali kita debatkan bersama. Berharap dari apa yang aku lakukan di senja ini, bisa sedikit menyembuhkan aku dari segala peluh rindu yang sudah memeluk mesra dan enggan disudahi sejak tiga hari terakhir ini. Rindu yang tak berbalas. Rindu yang tak kunjung mendapat jawaban dari hatimu. No call, SMS, e-mail...nothing.
Jauh berpuluh ribu kilometer jarak darimu, adalah satu-satunya hal yang aku benci tapi telah dengan telak aku lakukan. Ini sama sekali bukan inginku, kamu ada di ujung Barat Indonesia sedangkan aku ada di Timur. Ini sepenuhnya mau orangtuaku. Ingin memperluas jaringan kerjasama di Timur, bukankah itu alasan klasik demi memisahkan kita? Aku jemu. Aku tak ubahnya burung yang terkurung rapat dalam kurungan emas. Mewah..menawan tapi mengenaskan.
Ku ingin menikmati sepenggal malam ini
Ku tak tahu adakah dayaku?
Lalu Aldira sayang, masihkah kamu mengikat satu janji setia denganku? Melagukan dengan lirih setiap lagu kenangan yang kita punya. Usher - You'll Be In My Heart, mungkin? Kemudian melangkahkan kaki dengan ringan dan lincah ke tempat kita biasa meleburkan rindu yang sudah saling penuh hingga tumpah ruah dari wadahnya. Dan akhirnya, membisikkan namaku dengan syahdu di penghujung malammu dan berharap kamu akan tertidur lelap dalam pelukanku.
"Aku ga butuh selimut, aku cuma butuh kamu memelukku erat dan memastikan aku akan bermimpi segala yang indah tentang kamu, tentang kita..."
Masih seperti itukah aku di sanubarimu?
Aku berusaha tetap merangkum remah demi remah bayangan dari senyumanmu, yang selalu menggugah semangatku. Aku merapal doa, semoga kamu hanya sekedar alpa memberi kabar. Bukan dengan sengaja menghilangkan aku perlahan lalu mengganti posisiku dengan Mas Abdi, sosok laki-laki pilihan orang tuamu, yang akhir -akhir ini rajin kau ceritakan. Aku harap, aku masih memiliki kesempatan untuk pulang dan kembali pada hatimu, lalu menepati setiap janji yang dulu sempat kuucapkan. Aku pasti pulang dan menghapus jarak ini, percayalah...
Cinta menjadi suatu alasan yang besar, untuk menantimu lalu berkeras hati untuk melewati semuanya dengan tenang dan mempertahankan segalanya yang sudah kita bagi berdua.
Aku menyayangimu dengan hebat, walaupun (mungkin) dengan cara yang sederhana.
Seandainya aku bisa terbang, kan kujelang engkau kekasih
Seandainya aku bisa terbang, kan kugapai engkau kekasih
Dan kupeluk engkau sungguh, untuk selamanya...
Wanita yang mencintaimu.
Almira
09.09.2012
Komentar
Posting Komentar