Lelaki Tabah
Selamat sore menjelang senja di Surabaya
yang baru saja selesai hujan, lelaki tabah bernama Mazni Metha.
Aku tidak ingin mengawali surat ini dengan
pertanyaan yang sudah mainstream “apa
kabar?”
Iya, aku tidak ingin. Kalau kau tanya
kenapa, aku akan menjawab dengan tegas kalau “yang cuma tanya apa kabar, pada akhirnya
akan kalah sama yang langsung mendoakan semoga kamu baik-baik saja.”, layaknya
meme-meme yang sering bertebaran akhir-akhir ini.
Sebelumnya kamu melanjutkan membaca dan aku
meneruskan menulis, err… oke, mengetik surat ini, kumohon maafkanlah daku seandainya
isi surat ini tidak berbobot atau – sebut saja – puitis seperti suratmu yang
pernah aku baca. Surat ini tiba-tiba saja ingin aku tulis buatmu. Dan karena
alasan yang tiba-tiba itu, kumohon mengertilah, ya. Iya. *dijawab sendiri*
Tenang saja, inti surat ini sudah aku buat singkat.
Mau tahu?
Yakin?
Sungguh mau tau?
Enelaaann? *mendadak ababil*
Oke. Ehem…
Jadi begini… inti surat ini sebenarnya aku ingin
memberimu ucapan selamat ulang tahun. Semoga sehat selalu, selalu dalam
lindungan Allah, dan semoga diberikan segala kebaikan dari Yang Mahabaik.
Seandainya diberikan kesulitan, semoga segera ketemu jalan keluar dan diberikan
ketabahan yang makin luar biasa serta cetar membahana.
Juga semoga statusnya bisa segera berubah, bukan lagi berstatus muazin magang (kayak nama di twitter), tapi jadi muazin yang sebenarnya. *ini halah apa banget* *abaikan*
Aku tidak cukup tahu hadiah apa yang pantas
buatmu, jadi semoga saja surat sederhana ini bisa mendarat, lalu diterima, dan
dibaca dengan baik.
Selalu ingat pesan dari kumpulan orang
hebat, @kotajancuk, ya… JANGAN LUPA BAHAGIA! Dan yakinlah kalau “semuanya pasti
indah pada waktunya” itu benar, dan BUKAN malah “semuanya pasti indah pada… hal
mah kagak”
Demikian.
Tertanda,
Salah satu partikel di @kotajancuk
Komentar
Posting Komentar