A Letter To You
Cukup
satu permintaanku.
Berharap
kamu ada di hadapanku saat ini. Mendengarkan cerita-ceritaku, walaupun nantinya
sesekali terselip dengan keluhan yang pernah aku ceritakan di waktu lalu.
Kau
tidak perlu repot membagi pelukanmu, aku sedang tidak butuh hal yang itu. Cukup
duduklah di hadapanku. Mungkin dengan secangkir cappuccino atau susu coklat
hangat favoritmu. Aku hanya butuh teman untuk bercerita.
Ah,
bisa saja nanti aku butuh sebuah usapan hangat di punggung. Semoga kau berkenan
menghadiahiku dengan cuma – cuma.
Semoga
ini bukan permintaan yang terlalu muluk untuk kau kabulkan. Semoga
saja…
20.06.2013
*Membuat teh hangat*
BalasHapus"Mari bercakap."
*Saling membagi senyum*
Jangan lupa strawberry celup cokelatnya jugak ^^
BalasHapus*numpang lewat* *ambil cappuccino 2 cangkir* *melipir lagi* ^^
BalasHapus@evi:
BalasHapus*senyum hangat*
"jadi begini..., "
@noichil:
emm...yg ada malah ga jd cerita, nyemil mlulu, hehehe
@sindy:
*tarik bajunya*
"sini...kita ngappuccino bareng" :)
Kalau disuguhi secangkir cappuccino dan strawberry cheese cake, aku mau kok menyediakan kupingmu berjam-jam, mendengarkan segala cerita dan keluh kesahmu. *myammmmmmm nyaammnyaammm sambil ngunyah*
BalasHapusBalasan dari seseorang yang tak kau sebutkan disuratmu:
BalasHapusAku sedang menikmati coklat hangat buatanmu. Mencuri pandang, berharap kau tak tahu. Bersandar dengan gitar di pangkuanku. Dengan latar hujan di balik jendela di sampingku.
Aku suka caraku, memuja indahmu tanpa perlu kau tahu. Karena jatuh cinta bisa buatmu pilu. Maka biar doa yang selalu menyertaimu.
Karena aku hanya perlu senyum yang kucuri tanpa kau tahu. Cukup dengan itu bahagia untuku.
Tak perlu kau tahu, karena aku ada di hatimu.
Dari aku yang menyukai tulisanmu.