antara pria dan wanita
Kemarin, ada seorang teman laki-laki yang membuat statement di salah satu social media dengan kata-kata berikut:
"pria itu ibarat pandai besi, dan wanita itu bahan mentahnya, pandai besi membentuk wanita itu jadi apa yg ia mau, dan itu takaran sempurna menurut dia, ga ada takaran sempurna yg sama..."
Pasca baca statement itu, spontan saya menjawab...
"perempuan mana pula yg mau dibentuk2 sesuai dg apa yg pria mau?? everyone has their own character!"
Tanpa mau kalah, teman saya menjawab...
"memang,tp setiap pria tentu menginginkan wanita yg sempurna dlm pandangan mereka,seperti cara berpakaian,atau mungkin sifat. seperti,ada wanita tomboi,yg kemudian setelah menikah jadi feminim,karena ia merasa itu yang diharapkan oleh si pria,atau si pria sedikit demi sedikit merubah sifat buruk yang ada pada pasangannya menjadi sifat yang lbh baik."
Jujur, saya merasa aneh dengan statement itu. Bagaimana mungkin wanita seakan-akan seperti "obyek" bagi seorang pria, bahwa pria seakan-akan berhak untuk membentuk seorang wanita untuk menjadi seperti yang diinginkan oleh laki-laki. Bukankah setiap orang memiliki hak asasi untuk menjadi seperti apa? Bukankah setiap orang berhak menentukan apa yang dia ingin untuk hidupnya sendiri?
Memang dalam ajaran agama saya, diatur tentang kepatuhan seorang wanita atas laki-laki yang sudah menjadi suaminya dan kepatuhan itu mutlak karena Allah menjanjikan pahala surga bagi wanita yang patuh kepada suaminya. Tapi logika saya, itu bukan berarti sang suami berhak untuk membentuk istrinya untuk menjadi sempurna (walaupun hanya menurut takaran suaminya). Kepatuhan tidak sama artinya dengan sukarela dibentuk menjadi seperti apa.
Memang dalam ajaran agama saya, diatur tentang kepatuhan seorang wanita atas laki-laki yang sudah menjadi suaminya dan kepatuhan itu mutlak karena Allah menjanjikan pahala surga bagi wanita yang patuh kepada suaminya. Tapi logika saya, itu bukan berarti sang suami berhak untuk membentuk istrinya untuk menjadi sempurna (walaupun hanya menurut takaran suaminya). Kepatuhan tidak sama artinya dengan sukarela dibentuk menjadi seperti apa.
Pertanyaannya, bagaimana jika wanita melakukan hal yang sama...dengan membentuk sang pria seperti apa yang wanita itu mau? Sejauh yang pernah saya temukan, tidak ada satu laki-laki pun yang sudi untuk diatur hingga dibentuk menjadi pribadi yang lain. Dan sejauh yang saya tau, kebanyakan laki-laki akan bersikap mundur dan menjauh ketika sang wanita mulai mengatur si laki-laki tersebut, karena pada dasarnya...laki-laki adalah makhluk yang ingin bersikap sebagai pemimpin dan bukan untuk dipimpin.
Setiap manusia memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bagi saya, sudah sewajarnya untuk kita bersikap saling menerima dan memahami keragaman tersebut, selama dalam ruang lingkup yang positif. Perbedaan bukanlah suatu hal yang pantas untuk diperdebatkan dan dipermasalahkan. Justru bagi saya, perbedaan merupakan suatu hal yang luar biasa karena kehidupan akan berjalan indah dan tidak monoton.
Tulisan saya yang pertama ini, bukan bermaksud untuk mengungkit masalah gender. Saya hanya ingin adanya sikap yang sama antara laki-laki dan wanita. Tidak ada yang merasa membentuk dan dibentuk. Semua sudah ada koridornya masing-masing.
Terakhir....tanpa bermaksud untuk merasa tinggi hati karena terlahir sebagai wanita, saya teringat suatu ungkapan yang "mengagungkan" sosok wanita, yaitu "Dibalik laki-laki yang sukses, pasti ada wanita hebat yang selalu mendampinginya".
Terakhir....tanpa bermaksud untuk merasa tinggi hati karena terlahir sebagai wanita, saya teringat suatu ungkapan yang "mengagungkan" sosok wanita, yaitu "Dibalik laki-laki yang sukses, pasti ada wanita hebat yang selalu mendampinginya".
Komentar
Posting Komentar