[Prompt #68] Addicted to You
“Kamu yakin mau nikah sama dia?”
“Yakin banget! Emangnya kenapa?”
“Tua bangka gitu. Udah bau tanah, badan
udah tinggal tulang sama kulit, napas udah satu-dua… apa coba yang kamu cari
dari dia?”
“Yang jelas dia punya sesuatu yang kamu nggak
punya, makanya aku mau sama dia.”
Aku menatapnya sinis. “Cih, karena hartanya?
Karena dia anak tunggal, dan nggak punya keturunan dari pernikahannya yang dulu?
Dan kamu berharap bisa jadi ahli warisnya kalau sewaktu-waktu dia meninggal?”
Dia menyempatkan tertawa, sambil menyulut
sebatang rokok, yang kemudian asapnya dia hembuskan ke wajahku. “Jadi orang
jangan munafik deh… Nggak ada yang nggak butuh uang. Apa-apa itu dibeli pakai
uang, bukan pakai cinta.”
Aku? Munafik? Yang benar saja. Hidup memang
butuh uang untuk membeli ini-itu, tapi bukannya kebahagiaan tidak melulu bisa
dihitung dan dibeli dengan uang? Perempuan di hadapanku ini mungkin pikirannya
sedang sakit.
“Coba lihat,” ujarnya sambil menunjukkan
sebuah cincin dengan mahkota berlian putih berbentuk persegi yang ada di jari
manis sebelah kiri, “belum nikah sama dia aja, aku udah dikasih cincin kayak
gini. Berlian 9 karat! Bayangin aja apa yang bakal dia kasih kalau aku nikah sama
dia.”
“Memangnya, kamu cinta sama dia?”
“Hahahahaha… kamu ini memang manusia
munafik, ya? Cinta itu omong kosong, selama uang bisa bicara. Pura-pura aja
cinta sama dia, begitu dijadiin bini, keruk hartanya sebanyak-banyaknya, begitu
hartanya tinggal sedikit, udah… buang aja. Bilang bosan, kek, atau apa gitu. Udah,
ah, kamu kayak baru kenal aku kemaren aja.”
Aku terdiam. Bukan, dia bukan sosok yang
aku kenal selama ini. Perempuan yang saat ini bicara di depanku, aku sama
sekali tidak mengenalnya. Mungkin dia sedang kerasukan setan. Entahlah, aku hanya
menebak-nebak.
***
Aku merasa letih. Pembicaraan tanpa ujung
dengan perempuan itu membuatku lelah lahir batin. Aku hanya tidak menyangka dia
bisa berubah sejauh itu.
Perlahan, aku terguguk di ruang makan
rumahku. Sendiri, tanpa ada dia lagi yang menemani. Tapi tak apa, aku tahu aku
cukup kuat menerima dan menghadapi kenyataan kalau perempuan itu sudah berubah,
bukan lagi perempuan sederhana seperti dulu. Mana mau dia dengan laki-laki sepertiku
yang tidak punya apa-apa, dan terkena PHK dari kantornya pula.
Iya, aku memang tidak punya apa-apa. Tapi setidaknya,
saat ini aku memiliki sepanci besar sup daging yang lezat, yang tadi kumasak
setelah lebih dulu memotong-motong tubuh perempuan itu.
Tubuh mantan istriku.
_____
31.10.2014
* 377 kata, tanpa judul dan catatan kaki,
untuk Monday Flash Fiction #68: Judul Lagu
* Dikembangkan dari fiksimini Tara Orian:
ADDICTED TO YOU. Bahkan kaldu hasil rebusan tulang-tulangmu masih terasa lezat
di lidahku.
weewwww... merinding baca akhirnya.
BalasHapussama, aku juga. :'(
Hapuswaduhhhh kanibalisme
BalasHapuskeren penhembangan ke FFnya, Van. Dari fm kita tahu ini bakalan berujung kanibal dan ffnya berasa bedanya.. berasa gitu si suami masih mencintai mantan istrinya
*komentar macam apa inih?
Ajen
ho'oh... ini si suami masih cinta sekaligus marah sama mantan istrinya.
Hapusmakasih udah mampir ya, Jen. :D
Kirim ke sini ya supnya! Hehehe
BalasHapusmain-main aja ke rumahnya "aku", hehehe
HapusAlamat mana alamat?
Hapusdi sini! iya, di sini... *halah* x))
Hapuswaduh.... ngeri jadinya kalau sering2 mampir ke sini :D
BalasHapuslah, jangaaaannn... :D
Hapussatu badan jadi sup semua mbak?
BalasHapusbagi-bagi lah. sebagian jadi gulai, rawon, sate, trus dibagi-bagi deh ke tetangga.
hahaha ngilu sendiri bayanginnya. :P
bhahahahaks...
Hapusitu rasanya bisa jadi cerita bersambung. :p
haduh... mbak jgn di jadiin sup gitu.
BalasHapusistrinya kan perokok? hiii
hehehe, udah sakit hati banget, jadinya nggak kepikiran kalo mantan istrinya perokok. :D
HapusSuami macam apa itu yang istrinya jelas-jelas selingkuh di depannya tapi tak menunjukkan kemarahan sedikit pun? Tidakkah dia akan membanting gelas, membalikkan meja atau berteriak keras saat tahu hal menyakitkan ini?
BalasHapusAwalnya kupikir status kedua orang ini baru sepasang kekasih. Ternyata suami istri.
ih gila kereeen itu akhirnya pas sup daging ...
BalasHapus