Antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah

Begitu saya sampai di kantor, kegiatan yang biasanya saya lakukan lebih dulu adalah membuka beberapa jejaring sosial yang saya punya. Membaca beberapa berita, juga melihat linimasa yang masih penuh celoteh beberapa teman, itu semacam pemanasan sebelum melakukan aktivitas dan tenggelam dalam tumpukan dokumen.

Ada kalanya, saya membuka tautan cerita fiksi yang dilemparkan oleh beberapa anggota Monday FlashFiction, grup pencinta tulisan flash fiction di mana saya juga termasuk di dalamnya. Tidak jarang beberapa tulisan membuat saya tersenyum dan semakin senang untuk menjalani hari. Tidak jarang pula, ada tulisan yang mau tidak mau membuat saya sedih.

Pun pagi iniā€¦ ada satu tautan cerita yang saya baca. Selesai membaca, saya sempurna dibuat gemas oleh si penulis. Di tulisan itu, si penulis menuliskan sebuah kalimat dengan menggunakan bahasa daerah, yaitu Jawa. Yang buat saya gemas adalah, si penulis tidak menjelaskan arti dari kalimat tersebut di akhir tulisan. Mungkin terkesan sederhana, tapi saya ingat betul, sudah pernah ada yang mengingatkan dia untuk menuliskan arti dari kalimat bahasa Jawa yang dia tulis. Kenyataan dia tidak menuliskan lagi artinya setelah diingatkan, itu yang membuat saya makin gemas.

Saya bukan orang yang melarang penulisan istilah atau bahasa daerah dalam sebuah tulisan. Saya justru suka dengan tulisan semacam itu, sepanjang ada penulisan arti. Saya paham kalau Indonesia punya beragam bahasa daerah. Justru itu, saya menganggap mereka yang mau mencantumkan bahasa daerah di tulisannya, sama halnya dengan memperkenalkan bahasa daerah yang dikuasai penulis. Tapi, ada baiknya kita ingat kembali kalau tidak semua pembaca mengerti bahasa daerah yang kita tulis.

Kejadian yang nyaris sama, juga perihal kendala bahasa, dialami oleh seorang teman yang kebetulan orang Aceh dan saat ini sedang berada di Surabaya, kota yang dominan dengan penggunaan bahasa Jawa Suroboyoan. Dia sering sekali mengeluh pada saya kalau beberapa orang di tempat dia mengajar, nyaris selalu menggunakan bahasa Jawa dalam menyampaikan banyak hal. Berulang kali dia mengingatkan untuk menggunakan bahasa Indonesia, berulang kali mereka sadar untuk bicara dalam bahasa Indonesia, tapi itu tidak lama. Hanya beberapa saat, sebelum mereka kembali menggunakan bahasa Jawa.

Pertanyaan saya, ke mana bahasa Indonesia? Bahasa yang dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dijunjung sebagai bahasa persatuan Indonesia. Sebegitu sulitnya kah, untuk menggunakan bahasa Indonesia ketika kita sedang berada di lingkup beragam, yang tidak melulu berbahasa daerah yang sama dengan kita?

Saya pernah menemui seseorang yang dengan polosnya berkata, ā€œemang di sekolahan itu masih ada pelajaran bahasa Indonesia?ā€

LAH... MENURUTMU!?!?

Jujur, saya sedih. Apa bahasa Indonesia terlalu remeh untuk dipedulikan? Kalau kita saja menganggap sepele bahasa persatuan kita sendiri, lalu siapa lagi yang mau bangga?

Ini bulan Oktober, bulannya Sumpah Pemuda. Tidak ada salahnya kita mulai menggunakan bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya. Saya tidak bilang kalau sebelum ini penggunaannya tidak baik, tapi saya lebih berharap, kita lebih bisa menempatkan diri. Sadar kapan boleh menggunakan bahasa daerah, kapan harus menggunakan bahasa Indonesia.

Iya, tenangā€¦ saya juga masih terus belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Demikian.

_____
14.10.2014

Komentar

  1. Hahahaha... ini tentang mas yang di grup ya :)))))
    Aku sih kalo udah pernah kubilang, biasanya udah. Salut padamu yg perhatian banget sama orang, Straw :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. ho'oh, mbak Red... soal mas yang di grup. :p

      Hapus
  2. Sudah kebiasaan pakai bahasa daerah. Jadi ya seperti itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh, iya... silakan kalau ada yang berpendapat begitu. bebas.

      semoga suatu saat, Anda ada di suatu tempat di mana orang sekitarnya menggunakan bahasa yang sama sekali tidak Anda mengerti, dan mereka beralasan "sudah kebiasaan pakai bahasa daerah. jadi ya seperti itu...", seperti argumen Anda.

      terima kasih, sudah mampir. :)

      Hapus
  3. datang berkunjung kemari sambil menyimak, salam

    BalasHapus
  4. hadir disini sambil menyimak saja ya bu

    BalasHapus
  5. tenang saja lama kelamaan akan terbiasa menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer