GO CABE... GO CABE... GO!!!
1 Januari 2014.
Awal tahun. Euforia pergantian tahun dimana-mana. Sisa-sisa kembang api semalam belum juga bersih dari jalanan. Atau mungkin, tumpukan sampah dengan lembar-lembar kulit jagung atau tusuk bambu bekas bakaran daging, juga belum sepenuhnya hilang dari pandangan mata. Apapun itu, setiap orang punya caranya sendiri untuk merayakan tahun baru.
Begitu pun saya. Pilihan pergantian tahun jatuh di sebuah acara yang diadakan oleh Pecinta Anak Yatim Suroboyo (PAY Suroboyo), #OneDayPAY. Konsepnya, kami, para relawan, datang ke sebuah panti, mengundang beberapa anak di panti tersebut dan mengajak mereka bermain. Oke, tidak seluruhnya bermain. Kami membagi dua regu. Regu pertama, untuk anak SD - SMP, kami ajak bermain secara kelompok. Regu kedua, anak SMA, kami ajak mentoring dan motivator. Panti As Shalafiyah, jadi pilihan.
Persiapan acara cukup singkat. Seminggu. Iya, seminggu saja, karena rapat baru dimulai tanggal 25 Desember 2013. Posisi yang dipercayakan pada saya, koordinator permainan untuk anak SD - SMP. Untuk "jabatan" koordinator, ini pengalaman pertama. Nervous? Iya. Banget!
Oke, saya tidak mungkin punya ide tambahan kalau bukan karena seorang teman baik, Nina Nur Arifah. Hahaha, iya, saya akui "mencuri" ide permainan yang dia dapat waktu outbond baru-baru ini. Nina sukses jadi salah satu pemberi masukan yang baik. Dia detail menjelaskan cara permainan sampai saya benar-benar mengerti. Dia pun menyempatkan bertanya bagaimana persiapan acara, sehari sebelum hari-H dan memberi semangat yang luar biasa. (Thanks, dear. *titikduatandabintang*).
Simulasi permainan kami lakukan tanggal 29 Desember 2013. Kami mencoba semua ide permainan yang saya ajukan. Segala bentuk masukan datang dari para relawan. Mereka juga menawarkan bantuan mempersiapkan alat bantu permainan untuk hari-H. Di sini, saya merasa dikelilingi orang-orang hebat. Ah, sungguh, betapa saya tidak pernah sendirian. Terimakasih.
1 Januari 2014. Dengan semua ragu-ragu karena durasi waktu lebih banyak daripada durasi permainan yang saya buat, acara ini dimulai sekitar jam 08.05 WIB. Sebanyak 44 anak SD - SMP (24 laki-laki, 20 perempuan) ikut bermain, dan saya bagi jadi empat kelompok (masing-masing kelompok punya dua relawan pendamping). Keriuhan pertama muncul. Mereka saling "memaksa" untuk tetap dengan teman yang dia kenal.
Setelah perjuangan untuk menggabungkan mereka, antara yang perempuan dan laki-laki, saya beri mereka waktu untuk berkenalan dengan teman di kelompoknya masing-masing. Mereka juga diberi kebebasan untuk membuat nama kelompok, juga yel-yel. Ini dia nama kelompoknya: Caesar, Garuda, Cabe, dan Dahsyat.
Permainan pertama, pulpen dalam botol, dimulai. Masih permulaan, kekompakan kelompok belum sepenuhnya terbentuk. Sesekali saya lihat mereka mengelompokkan diri sesuai gender. Perempuan, ya, sama perempuan. Laki-laki, ya, sama laki-laki. Beberapa kali saya mengingatkan bahwa mereka itu satu kelompok, harus saling kerjasama, percaya satu sama lain, koordinasi. Tapi, beberapa kali itu pula, kata-kata saya dianggap angin lalu. Hahahaha, ini tantangan menaklukkan mereka!
Hebohnya mereka? Jangan ditanya! Susah meminta mereka diam sekaligus fokus? Jangan juga ditanya! Sama sulitnya. Butuh berulang kali minta perhatian mereka. Sesekali saya harus diam dan benar-benar menunggu mereka punya kesadaran untuk diam sendiri.
Permainan kedua, balap kardus, jadi favorit (versi saya). Ah, mereka kelihatan kompak sekali! Semangat, saling mendukung satu sama lain, dan sudah pasti, heboh! Para relawan juga tertular semangat mereka (hebohnya juga, sih). Psstt, ide permainan ini saya "curi" dari youtube. Ide tambahannya, tiap kelompok diminta untuk menuliskan jawaban dari beberapa pertanyaan yang sudah saya siapkan sebelumnya.
Selesai itu, hebohnya dihentikan sementara waktu. Kami istirahat sekitar setengah jam. Menyenangkan, melihat mereka duduk bersama, sambil makan roti yang kami sediakan. Betapa kebahagiaan mereka itu amat sangat sederhana. Tidak perlu hal yang muluk atau rumit.
Selesai istirahat, permainan ketiga dimulai. Sambung tali. Mereka makin kompak, makin bisa kerjasama. Sampai akhirnya lanjut ke permainan keempat, cerdas cermat. Mereka makin bisa membangun kepercayaan ke anggota kelompoknya yang ditunjuk untuk mewakili mereka menjawab 30 pertanyaan.
Dari enam permainan yang saya siapkan, akhirnya hanya empat yang berhasil dieksekusi. Waktunya tidak memungkinkan, karena yang tidak diperhitungkan adalah waktu untuk meminta perhatian mereka. Mereka cukup sulit untuk diminta diam dan memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Beberapa kali saya mendengar ada yang mengumpat pada temannya, tanpa peduli gender. Untuk ukuran anak SD - SMP, jujur, saya cukup miris mendengar mereka dengan fasih dan seakan bangga jika bisa mengumpat. Mereka juga saling memukul. Tidak tanggung-tanggung, kepala jadi sasaran. Kadang malah kombinasi keduanya. Memukul kepala lebih dulu, lalu mengumpat. Mereka ini belajar dari mana? Duh, miris. Setiap kali melihat atau mendengar mereka begitu, saya hanya bisa menegur dan memberitahu kalau itu hal yang salah, juga mengingatkan bahwa mereka itu teman.
Di sisi lain, saya melihat mereka seperti butuh diperhatikan. Lebih tepatnya, diayomi. Saya menebak, mereka berteriak, mengumpat, atau apapun itu, karena mencari perhatian. Gerak tubuh dan pandangan mata mereka berbicara. Seandainya dalam satu kelompok tidak ada relawan pendamping, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya. Mereka apatis, bahkan dengan teman di kelompoknya. Cenderung individualis. Bahkan kadang, mereka merasa tidak perlu melakukan apapun, karena mengandalkan temannya. Benar-benar perjuangan, membuat mereka bisa melebur jadi satu.
Kelompok favorit saya? Oh, sudah pasti jatuh di "CABE". Mereka membaur lebih cepat, lebih gampang diajak komunikasi. Bukan berarti yang lain tidak bisa, tapi kelompok ini jauh lebih semangat dibanding kelompok lain. Yang lebih favorit dari mereka? Yel-yelnya! GO CABE...GO CABE...GO!!! Mereka jauh lebih pedas dari cabe! Terimakasih untuk mbak Sabrina juga mbak Wiwit sebagai relawan pendampingnya.
Permainan usai sekitar jam 13.00 WIB. Acara ditutup pemberian hadiah kelompok dengan yel-yel terkompak dan juara umum (kelompok yang menang permainan paling banyak). Dan hebatnya, dua kategori pemenang itu dibawa pulang seluruhnya oleh kelompok cabe! Astaga, mereka benar-benar lebih pedas dari cabe!
Acara puncak, sebuah kejutan ulang tahun untuk relawan kami yang bernama Mbak Citra. Manis! Semanis krim gula yang kami raupkan nyaris ke seluruh wajah mbak Citra.
Ini hari pertama yang manis. Hari di awal tahun yang bikin terkapar, tapi dengan perasaan puas dan senyum lebar. Sekalipun tenggorokan akhirnya serak, ini termasuk hari yang tidak mungkin saya lupakan.
Akhir kata, sekali lagi terimakasih untuk relawan-relawan hebat yang juga ikut meramaikan acara hari ini. Apalah jadinya saya dan acara ini tanpa kalian. Ah, iya, tentu saja, kalian pun jauh lebih pedas dari cabe!
GO CABE... GO CABE... GO!!!
02.01.2014
Komentar
Posting Komentar