#MTR2013: Terima Kasih, Kamu.
Aku
selalu menganggap sunrise itu hangat.
Penuh harapan baru, ketika pagi datang. Menenangkan, karena ada satu
hari lagi yang Tuhan beri untuk dijalani. Untuk alasan lain yang sulit
kuungkap, aku lebih menyukai matahari pagi dibanding senja. Aku berharap semoga
kalian tidak menanyakan tentang pilihanku. Semoga saja.
Seperti
itulah kamu di mataku. Hangat, memenuhi dan mengingatkanku dengan segala
harapan baik, menenangkan ketika aku diliputi gemuruh badai (yang kadang kubuat
sendiri). Ada di pelukanmu, seakan dipeluk matahari pagi. Iya, kamu bisa saja
menganggapku berlebihan, tapi itu adanya. Aku tidak menambahkan ataupun
mengurangi esensinya. Aku sama sekali tidak berminat untuk itu.
Hal
yang mungkin tidak kamu tahu, beberapa kali aku masih menemukan diriku mengenang
setiap kenangan denganmu. Tawa, canda, nasehat, bahkan rayuan gombal yang
pernah membuatku tergelak. Ah iya, aku pun masih mengingat air mata yang jatuh
nyaris setiap hari, tak lama setelah kamu mengirimku sebuah surat elektronik. Pesanmu
singkat. Jangan pernah lagi mengganggu hidupmu, karena kamu sudah menikah
dengan seorang wanita pilihanmu, tiga hari sebelum surat elektronik itu dikirim.
Perih,
sakit, juga luka, sempurna melebur jadi satu.
Sebut
saja aku terlalu naĂŻf. Karena kenyataannya, aku alpa kalau matahari itu bisa berubah
menjadi terik dan menggigit. Kamu pun begitu adanya…
Aku
kerap menyalahkan diri karena telah menjatuhkan hati kepada orang yang (sepertinya)
salah. Setiap tempat yang pernah kita datangi bersama, seakan hantu tak kasat
mata yang bertahan untuk menampilkan satu demi satu kenangan yang melekat di
sana. Semakin aku berlari, semakin masa lalu selangkah lebih maju untuk
mengejarku. Terus begitu dan akhirnya aku lelah.
Aku memilih berhenti, dan
berdamai dengan hatiku sendiri. Pun dengan semua kenangan tentangmu. Aku menyimpan
semua tentangmu di sebuah sudut ingatanku. Alih-alih membencimu, aku belajar memaafkan,
melupakan sakit hati yang kamu buat, dan bersyukur pernah dipertemukan dengan
orang sepertimu. Aku percaya Tuhan pasti punya rencana indah di balik ini
semua.
Sunrise yang
aku lihat dan rasakan saat ini masih hangat, masih sama seperti dulu. Hanya saja,
aku lebih belajar untuk tidak terlena dalam kehangatannya, yang suatu saat bisa
saja membunuhku. Andai kamu bertanya keadaanku sekarang, kamu tenang saja,
karena aku dalam keadaan baik.
Dan
karena saat ini, aku sudah menemukan penggantimu…
Terima
kasih, kamu.
04.12.2013
diikutsertakan dalam Moments to Remember 2013
huu,, sweet :)
BalasHapus*mewek*
BalasHapushow tough you are to forgive him. aakkk!
@chacha: hehehe, as sweet as you :*
BalasHapus@sindy: I'm not that tough, dear... I'm not :*