End of The Story

Jadi pada akhirnya, semua akan kembali lagi pada kesendirian. Melepas semua atribut kebersamaan yang pernah kita cetak bersama, tahap demi tahap. Satu demi satu. Aku dengan jalanku sendiri dan kesendirianku, begitu pula kamu. Ah, tapi kamu tidak sendiri. Ada seseorang di sisimu, menemanimu, menuntunmu hingga di akhir. Sampai di penghujung jalan yang entah ada dimana.

Jadi pada akhirnya, kita saling sibuk menyalahkan diri sendiri tentang siapa menyakiti siapa. Begitu pula, siapa menyusahkan siapa. Seakan kita tidak pernah lelah untuk terus menerus berputar dan berlarian pada dua sisi koin yang itu-itu saja. Aku rindu ketika kita saling mampu membahagiakan satu sama lain, berebut mencetak tawa di bibir masing-masing, lalu mengakhiri segalanya dengan sebuah kecupan manis di kening, di akhir pertemuan. Tapi baiklah, itu masa lalu yang lembarannya mulai terbakar, berubah jadi abu, lalu akhirnya terbang ke segala penjuru.

Jadi pada akhirnya, di sinilah kita. Berdiri terpisah jarak yang tak mampu lagi kita rengkuh berdua. Menghambakan diri pada kata picisan nan klise “demi kamu bahagia”. Segala rasa melebur dengan sendirinya, seakan mereka sepakat untuk menutupi perasaan luka yang mengiris perih. Tapi di sinilah aku, berusaha tetap menjaga sisa memori yang masih mampu aku jaga. Bukan demi kamu, tapi karena aku yang memilih untuk itu, agar aku selalu bersyukur pernah dipertemukan dengan sosok sebaik dirimu.

Jadi pada akhirnya, aku pun harus menyadari bahwa hidup masih sangat layak untuk dijalani, dengan atau tanpamu. Biarlah aku mengijinkan air mata turun satu demi satu dalam beberapa waktu ini. Aku ingin menyalurkan apa yang tidak bisa aku ungkap, apa yang aku simpan rapat-rapat sampai entah kapan. Pada saatnya nanti, ketika aku merasa cukup dengan tangis, aku pasti berhenti untuk itu, dan melipat rapi serta menyimpan semua kenanganmu di salah satu sudut memoriku.

Jadi pada akhirnya, beginilah akhir cerita kita.


Dan hangatnya matahari pagi tidak akan lagi terasa sama seperti kemarin, ketika kamu masih di sisi.

22.05.2013

Komentar

  1. Pada akhirnya kamu akan menemukan kebahagiaanmu sendiri, meski tanpa dia.

    BalasHapus
  2. Pada akhirnya kita harus egois, jika benar seperti itu rasanya menjadi perduli akan kebahagiaan sendiri. Dan sekali lagi, orang-orang kerap pergi hanya utk mengingatkan kita bahwa mereka dtg hanya sbg pelajaran bagi kehidupan kecil kita. Lihat siapa yg mendapatkan apa selanjutnya. berbahagialah

    BalasHapus
  3. @Olla: pada akhirnya aku harus mencari terlebih dulu kebahagiaanku sendiri

    @Ariel: mari kita berbahagia!

    BalasHapus
  4. tsshhhhh semangat MOVE ON! *seduhin kopi 7 cangkir untuk kak Panda* :D

    BalasHapus
  5. tsshhhhh semangat MOVE ON! *seduhin kopi 7 cangkir untuk kak Panda* :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer