Kesempatan Kedua
Ayah
pernah memberitahuku, kalau kesempatan baik tidak akan datang dua kali. Tambahnya,
kesempatan datangnya tidak bisa diduga, tapi ketika diabaikan, ia tidak akan sudi
datang lagi.
Diam-diam,
aku membuktikannya.
Aku
pernah mengabaikan ajakan ibu untuk belanja ke pasar, dengan alasan capek. Ketika
pulang, ibu cerita kalau tadi ada penjual kue cucur kesukaanku, yang kebetulan
mulai jarang berjualan. Ibu tidak membelikan, karena belanjaannya cukup banyak,
jadi tidak sanggup untuk mengantre dan membawa barang lain. Aku bergegas ke
pasar, tapi yang kudapat hanya sapaan si penjual yang sedang berkemas karena
dagangannya sudah habis.
Lain
waktu, aku ditawari bekerja menjaga warnet di dekat rumah, setelah pulang
sekolah. Ketika itu, aku menjawab akan menanyakan lebih dulu ke ayah-ibu.
Sebenarnya, itu alasan klise karena aku tidak mau kesempatan berkumpul dengan
teman-temanku terpotong. Menikmati hidup, mumpung masih muda. Begitu pikirku.
Tak
lama kemudian, ibu sakit parah, sedangkan ayah tidak memiliki cukup biaya.
Harap-harap cemas, aku mendatangi pemilik warnet demi sebuah pekerjaan. Jawabannya,
dia sudah menemukan penjaga, karena terlalu lama menunggu jawabanku.
Kejadian-kejadian itu sebenarnya bukti kalau kesempatan baik tidak datang dua
kali. Tapi malam ini, aku masih mau membuktikannya lagi.
Aku
menurut saat ayah datang ke kamarku, menyodorkan sesuatu dari balik celananya, dan
menyuruhku menjilatinya. Hal yang biasa ayah minta selepas ibu meninggal.
Ketika
kulihat ayah lengah, kugigit keras benda menjijikkan itu, dan dengan cepat
kuambil pisau di balik bantal untuk memotongnya.
Ayah
berteriak! Aku tersenyum menang!
Dulu,
aku pernah gagal karena buru-buru menggigitnya. Tapi sekarang tidak lagi.
Mulai
hari ini, ayah tidak mungkin lagi menyodomiku.
_____
30.01.2015
*
251 kata, tanpa judul dan catatan kaki
* Selamat ulang tahun yang kedua, Monday Flash Fiction! Semoga semua kebaikan diberikan buat seluruh anggotanya yang juga baik. *ketjup*
Waaah syerem! Keren!
BalasHapusMungkin kalimat terakhir bisa dihilangkan, Mbak Van? Soalnya twist-nya udah cukup tersaji sebelumnya. :D
hehehehe, itu sengaja aku bikin gitu, Dit. makasih, udah baca ;)
HapusMaap maap. Bacanya buru-buru, sih. :D
HapusDobel twist :))))
BalasHapusyeay! :))
Hapuswow ... menarik
BalasHapusmakasih :D
HapusCEYEM!
BalasHapushehehe, banyak yang bilang gitu. :p makasih, Chil.
HapusKeren kak tulisannya :)
BalasHapusyeay! makasih udah baca, kak. :)
Hapuskeren!
BalasHapusmakasih, kak. :)
Hapusgilaaaa, sadis dan menampar.
BalasHapuscrazy father crazy daughter. psikopat banget ni...
lha? kok daughter? padahal maksudku ini son. :/
Hapusmakasih udah bacaaaa~