Lelaki di Depan Meja

“Ini ada yang aneh, deh.”

Aku mengangkat kepalaku. Pandanganku sejenak beralih dari tumpukan berkas yang sudah berhasil memorak-porandakan meja kerjaku, layaknya kapal yang nyaris karam, ke arahnya. Celetukannya yang tidak biasa, setidaknya bagiku, berhasil membuatku mengalihkan pikiranku yang ruwet. Iya, walaupun mungkin hanya sejenak.

“Apaan?” tanyaku basa-basi sambil membetulkan letak kacamataku yang melorot.

Satu bundel akta notaris dia lempar pelan ke mejaku. Kubaca sekilas, Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT. Jaya Proteksi. Aku mengernyit kebingungan. Sama sekali tidak menemukan sesuatu yang dia bilang aneh, sekalipun aku sudah membuka dan membaca sekilas poin-poin penting dari akta tersebut.

“Emang apa yang aneh? Perasaan nggak ada apa-apa, cuma akta notaris biasa, kan?” ujarku santai.

“Coba lihat tanggal pembuatan aktanya.”

“16 Januari 2012, trus kenapa?”

Dia melemparkan lagi sebuah bundelan ke mejaku. “Sekarang, lihat kronologi sewa-menyewa perusahaan itu sama kita, dari pertama kali mereka sewa ruangan sampai sekarang. Coba lihat lebih detail di bagian nama penyewa sama masa sewanya. Kalau udah, coba kamu bandingin sama tanggal sekaligus isi dari akta notaris tadi.”

Aku menurut. Rekapan kronologi sewa aku buka satu demi satu. Mulai dari masa sewa pertama kali dan nama direktur yang menandatangani perjanjian sewa. Bapak Nugroho Adi Fajar, itu nama yang tercantum di perjanjian sebagai penyewa, karena dia direktur. Oke, nggak ada yang aneh, pikirku.

Aku beralih ke adendum pertama dari perpanjangan perjanjian sewa itu, nama direktur yang menandatangani masih sama, tapi tunggu… masa sewanya! Periode 15 Juni 2012 sampai 14 Juni 2013! Bola mataku membesar.

“Hmm… ini periode masa sewanya nggak salah, kan?”

“Kalau masa sewanya salah, berarti aku yang salah bikin adendum dong. Enak aja kalo ngomong.” ujarnya sambil mengetuk pensilnya ke meja.

“Yeee… maksudku nggak gitu juga kali. Memastikan aja, apa salahnya coba?”

“Iya, iya. Trus, intinya udah nemu apa yang aneh apa belum? Awas aja kalau tanya-tanya gitu tapi nggak tau apa yang aneh!” ancamnya dengan mimik muka yang mau tidak mau membuatku tertawa. Menggemaskan!

“Iya, bawel! Udah ketemu kok. Perusahaan ini sudah ganti direktur mulai 16 Januari 2012, tapi di adendum pertama tertanggal 15 Juni 2012 masih pakai nama Nugroho Adi Fajar, orang yang notabene sudah nggak punya jabatan lagi, kan? Ditambah lagi, nama Nugroho ini masih mereka pakai sampai addendum dua di tahun 2013. Gitu, kan?”

“Anak pintar! Nggak rugi aku punya partner kayak kamu, hehehe. Tapi ngomong-ngomong, perusahaan ini gila, ya?”

Lagi-lagi aku mengernyit. Masih kesulitan menebak arah pembicaraan pasangan kerjaku selama tiga tahun ini. “Maksudnya? Gila dari mana?”

“Yaelah… ternyata nggak pintar amat ini bocah! (aku mendelik ke arahnya) Eh, nggak usah mendelik gitu, bikin takut. Oke, ralat. Kamu nggak cukup paham sama pola pikirku…”

“Hmm… trus?”

“Gila lah! Mereka udah ganti direktur mulai kapan, tapi nama di perjanjian sewa pasca pergantian itu, masih aja pakai nama direktur yang lama. Yang notabene sudah nggak punya jabatan apa-apa lagi.”

“Yaaa… mungkin bagi mereka, itu nggak akan timbul masalah apa-apa. Bisa jadi juga, mereka pikir ini cuma sewa ruangan biasa, yang nggak mungkin ada ribut. Itu urusan internal mereka, ah. Ngapain juga kamu yang repot?”

“Masuk akal, tapi ya nggak gitu juga lah. Di mana-mana kalau udah ganti kepengurusan, berarti urusan apa pun yang berhubungan sama perusahaan juga beralih. Nggak peduli ada kemungkinan ribut atau enggak. Preventif dikit, kek.”

Aku nyengir. Sedikit heran dengan kehebohannya. Apa yang dia bilang memang ada benarnya juga. Walaupun kecil kemungkinan dari yang namanya ribut atau konflik, namanya sudah ganti kepengurusan, ya, otomatis tanggung jawab berubah juga.

Sama halnya kayak kalau kita udah ganti pacar, otomatis yang kita kenalkan ke khalayak juga pasti pacar baru, kan? Eh, melenceng, ya?

“Ya udah, santai aja lah. Toh mereka juga sudah konfirmasi kepengurusan baru. Nggak usah diributin lagi. Balik kerja lagi, gih.” ujarku sambil mengembalikan bundelan berkas yang tadi dia lempar ke mejaku.

Dia diam. Dari raut mukanya, aku tahu kalau ada sesuatu yang baginya, masih belum selesai. Dahinya berkerut. Pandangannya masih juga belum berpindah dariku, walaupun bundelan sudah diterima dan ditaruh di mejanya. Mau tidak mau, aku tidak bisa serta merta melanjutkan pekerjaan yang sempat aku tunda demi meladeni keanehannya tadi.

“Kenapa coba, pandangannya gitu banget? Aku salah omong?”

Alih-alih menjawab, dia malah bangkit dari kursinya, lalu berjalan ke depan mejaku. Ketika sudah berada persis di depanku, dia akhirnya berkata, “Kamu, kalau nanti udah punya suami, otomatis jadi urusan suami, kan? Bukan lagi urusan orang tuamu, kan? Kepengurusanmu otomatis beralih, kan? Bukan di depan umum, jadi tanggung jawab orang tuamu, tapi di internal keluarga jadi tanggung jawab suamimu? Nggak gitu, kan?”

Laki-laki ini makin aneh. “Setauku sih gitu. Kalau perempuan udah nikah, ya, dia jadi tanggung jawab suaminya. Tapi apa hubungannya coba? Tadi bahasannya soal perjanjian sewa, langsung banting setir jadi bahas soal punya suami. Aneh amat cara mikirnya. Lagian, tanya ke orang yang belum pernah jadi istri. Salah tempat, mas!”

“Iya, sih, memang salah tempat. Salah banget. Seharusnya aku emang ngomongnya ke Ayahmu, kalau aku punya niat ambil alih kepengurusanmu, dengan jadi suamimu. Tapi ngomong-ngomong, kamu mau jadi istriku, kan?


sumber
_____
7 Mei 2014
--di tengah rasa kaget dan kebingungan gara-gara akta notaris--

Komentar

  1. Ciyeh, Onty ciyeeeh~
    De~tekode-kode~
    ini lagunya lagu kode yang baju merah jangan sampai lepaaas..
    Hahahaha..

    BalasHapus
  2. Ciyeeer aheyyy 😍

    BalasHapus
  3. Apa coba ada r nya... Maksudku ciyeeee *dibahas*
    Eh ternyata laki-laki juga kalo ngomong suka muter-muter dulu. Kenapa gak langsung aja coba? Wekkk

    BalasHapus
  4. nggg.. nggg.. soalnya laki-laki juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati. gitu. :3

    BalasHapus
  5. Hahaha, mantappp, mau praktekin ah ~~~\o/

    BalasHapus
  6. mau praktekin? bayar! hahahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer