Cokelat

“Katanya nggak rayain Valentine, tapi kok nodong cokelat?”

Aku tersenyum jail. Tapi seketika berhenti mengingat dia yang di ujung telepon, tidak mungkin melihatku.

“Hehehe…, bukan masalah harinya, tapi emang lagi pengen cokelat. Dairy milk sama fruit and nut. Kirimin, ya?”

Dia akhirnya datang, sekitar lima belas menit kemudian. Dengan cokelat sesuai permintaanku, yang dijadikan satu dalam sebuah kemasan cokelat yang apik. Manis.

Tapi itu cerita lama. Ketika kami memiliki rasa yang sama. Ketika dunia seakan menjadi milik kami dengan sempurna.

Kini kami sepasang manusia asing. Tidak lagi mengenal satu sama lain.

Yang tersisa hanya sebuah kemasan cokelat apik, yang rapi tersimpan di laci meja kerja. Dengan kenangan tentang dia di dalamnya.


10.10.2013
Tema : Dear Mantan, Ini Sudah Oktober!

Komentar

  1. Simple tapi keren mbak. Tapi duh ... ( ._.)

    BalasHapus
  2. iya, Fik.. duh :|

    anyway, makasih yak :)

    BalasHapus
  3. Buang saja bungkusnya, kata Fengshui, enggak baik nyimpen barang lama. Mendatangkan aura negatif #ApaSihV

    BalasHapus
  4. tenang, V... udah Vanda buang kok. jauh-jauh dari aura negatif (/^o^)/

    BalasHapus
  5. Menarik yah, so simple banget. Tapi, tuh coklat udah basi belum yah? *langsung kepikiran ama coklatnya, kasian ngga ada yang makan* :D

    BalasHapus
  6. cokelatnya sudah habis, Va... yang masih kesimpen itu bungkus kemasannya.
    hehehe, makasih udah mampir, Va :D

    BalasHapus
  7. mbak vankem, cokelat dong mbak :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer